Uni Soviet: Sejarah Berdirinya Negara Komunis Pertama

Rusia merupakan salah satu anggota pihak sekutu dalam perang dunia pertama. Dalam perang yang berkepanjangan dan memakan jutaan korban jiwa ini, Rusia memiliki dampak yang paling buruk dibanding negara-negara partisipan lainya. Hal ini disebabkan kegagalan Tsar Nicholas II Rusia untuk  memimpin bangsanya dan mencegah terjadinya disintegrasi.

Oleh Jonathan Moses Masprabu

Pre-Revolution

Rusia memasuki perang dunia pertama dengan jumlah militer yang sangat besar dengan jumlah sekitar 5 juta. Namun jumlah personil militer ini tidak membantu Rusia memenangkan perang malahan Jerman dapat memukul mundur serangan-serangan Rusia. Di garis depan, para tentara mulai lelah dengan perang yang dimulai oleh pemimpin mereka dan juga buruknya pasokan senjata. Situasi dalam negeri pun sama tidak baiknya. Masyarakat semakin anti perang dan pasokan bahan makanan menipis. Ribuan keluarga kehilangan anggotanya dalam perang yang didasari ambisi dan ego pemimpin mereka. Rakyat Pun lelah akan perang yang berlangsung dan kekalahan-kekalahan yang Rusia alami.

Revolusi Februari

Revolusi Februari merupakan kejadian pertama dalam serangkaian peristiwa yang membuat Uni Soviet berdiri. Kejadian ini bermula di Petrograd, ibukota Rusia. Keadaan saat itu sangat buruk di kehidupan rakyat lokal. Perang dunia membuat pemerintah Rusia memotong bahan makanan yang bisa didapat masyarakat dan dialihkan untuk perang. Rakyat pun kelaparan akan kebijakan ini dan rakyat mulai meragukan kepemimpinan Tsar Nicholas II. Demonstrasi ini bukanlah demonstrasi pertama yang terjadi di kepemimpinan Tsar Nicholas. Sebelum perang meletus, rakyat pernah berevolusi untuk mendirikan lembaga legislatif untuk mencegah Tsar memiliki kekuasaan yang paling besar. Revolusi Februari juga didukung dengan kekalahan-kekalahan Rusia di garis depan yang sangat memalukan. Sehari sebelum peristiwa ini terjadi, Tsar Nicholas II meninggalkan ibukota untuk memimpin pasukan militer Rusia secara langsung di garis depan.

Lenin dalam Revolusi Bolshevik
https://www.britannica.com/event/Russian-Revolution

Revolusi ini bermula pada tanggal 23 Februari 1917, hari wanita internasional, para buruh wanita turun kejalan dan memprotes kebijakan pemerintah membatasi bahan baku yang bisa dibeli masyarakat (food rationing) demi kepentingan perang seperti tepung dan roti. Jumlah demonstran ini mencapai sekitar 50 ribu. Para buruh menuntut pemberhentian kebijakan food rationing, keterlibatan Rusia dalam perang, dan berakhirnya sistem Autokrasi. Keesokan harinya, para jumlah aksi unjuk rasa bertambah menjadi sekitar 200 ribu. Mereka menuntut Tsar Nicholas II untuk turun takhta untuk digantikan pemimpin yang lebih progresif. Sehari kemudian, seluruh pabrik di ibu kota tidak beroperasi lagi.

Tsar Nicholas pun menyuruh pemimpin militer setempat untuk mengakhiri demonstran dengan penembakan senjata api seperti yang sudah terjadi pada Bloody Sunday pada tahun 1905. Beberapa demonstran sempat tertembak dan tewas ditempat. Namun, banyak personil militer Rusia yang membelot dan bergabung dengan para demonstran karena lelah dengan keadaan perang dan konflik antara tentara biasa dengan para komandan militer. 

Tindakan anarkis pun semakin menjadi dan Tsar Rusia membekukan legislatif (Duma) agar tidak dapat membuat keputusan apapun. Namun, beberapa anggota dari Duma membuat organisasi Provisional Committee of the State Duma sebagai lembaga pemerintah darurat Rusia yang diisi golongan bangsawan dan warga kelas atas dan di hari yang sama, para buruh dan masyarakat kelas bawah membuat organisasi Petrograd Soviet (Dewan Petrogard). Kedua faksi ini berebut kekuasaan di ibukota di tengah ketidak adanya Tsar dan Duma yang tidak beroperasi. Petrograd Soviet ini merupakan fraksi pihak kiri yang mendukung paham sosialis. Beberapa tokoh pendirinya adalah Nikolay Chkheidze, Leon Trotsky, dan Grigory Zinoviev.

Baca Juga :   Gereja dan Nasionalisme: Dukungan Kaum Kristen dalam Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1946 - 1949

Tsar Nicholas pun kembali ke Rusia sesuai dengan permintaan pemimpin Duma. Di tengah kericuhan ibu kota, Tsar menyepelekan pemberontakan di Petrograd, padahal pihak militer sudah membelot sepenuhnya atau meninggalkan ibu kota dan di tengah-tengah rakyat ada sekitar 40 ribu senjata api yang didapat dari para tentara yang membelot. Tsar pun diminta untuk turun takhta sesuai dengan nasihat tangan kanan nya dan ia menunjuk saudaranya untuk menjadi Tsar berikutnya, Grand Duke Michael Alexandrovich. Namun karena takut akan pemberontakan Michael pun menolak posisi sebagai Tsar maka berakhirlah kekuasaan Dinasti Romanov di Rusia pada tanggal 3 Maret.

Dual Power

Dual Power adalah istilah yang dikemukakan Vladimir Lenin untuk situasi politik Rusia pasca kejatuhan Dinasti Romanov. Dimana Provisional Government dan Petrograd Soviet berebut kekuasaan di periode Maret-Oktober 1917. Pemerintahan Rusia pada saat itu sangat rapuh. Bekas politisi era Tsar Nicholas masih tetap menjabat untuk mengisi pemerintahan yang kosong, namun rakyat menilai petinggi politik ini tidak layak dan bukan pilihan rakyat. Georgy Lvov merupakan perdana menteri pertama setelah turunnya Tsar. Namun Georgy tidak dipilih oleh rakyat dan gagal untuk mewujudkan inti-inti revolusi Februari. Georgy memilih untuk tetap berperang di pihak sekutu. Pemerintahan pun gagal untuk memberikan tanah dan makanan untuk warga kelas 2. Karena kegagalan dan masyarakat yang mulai berdemonstrasi kembali, Georgy mengundurkan diri pada tanggal 21 Juli 1917 dan digantikan oleh Alexander Kerensky.

Sebelumnya pada April 1917, Vladimir Lenin yang bersembunyi di Swiss dihubungi oleh pemerintahan Jerman. Lenin ditawari untuk diselundupkan kembali ke Rusia melalui wilayah jerman. Jerman meminta Lenin untuk memulai revolusi dan mengakhiri perang antara Jerman dan Rusia sehingga Jerman dapat memfokuskan kekuatan tentaranya untuk menghadapi Perancis dan Inggris. Lenin yang kembali ke Rusia membentuk partai Bolshevik sebagai partai komunis Rusia yang berada di bawah Soviet, gerakan sosialis Rusia. 

Alexander Kerensky merupakan tokoh politik dari Provisional Government serta anggota Soviet Petrograd.  Ia menggantikan Georgy menjadi perdana menteri. Langkah pertama Alexander dalam masa jabatanya adalah dengan menghentikan demonstrasi yang didukung oleh Bolshevik  yang beraliran komunis.  Alexander pun memerintahkan untuk membubarkan Bolshevik. Leon Trotsky berhasil dipenjarakan dan Lenin kabur ke Finlandia. Pada masa pemerintahanya sempat terjadi cou de etat oleh kelompok fasisme, namun Alexander berhasil menghentikanya. Pada pemerintahan, Alexander juga tidak menghentikan perang dengan Jerman.

October Revolution

Revolusi Oktober adalah coup d’etat pihak bolshevik untuk menggulingkan kekuasaan Provincial Government pada tanggal 25 Oktober 1917. Lenin yang kembali dari Finlandia mengumpulkan anggota partai Bolshevik dan memulai coup d’etat ini. Ia menunjuk Trotsky untuk memimpin tentara merah untuk menduduki bangunan-bangunan pemerintahan di Petrograd. Alexander pun melarikan diri dari ibu kota dan memulai perang saudara dengan tentaranya yang dijuluki tentara putih.

Lenin pun kembali dari pengasingan dan memimpin partai bolshevik untuk pasca kejatuhan pemerintahan Alexander. Lenin menjanjikan untuk mengadakan pemilu sebulan kemudian, namun hasilnya Bolshevik kalah dan ia memerintah kan Tentera merah untuk menjatuhkan pihak yang menang supaya Bolshevik mendapat kursi paling banyak di Soviet (dewan).

Lenin pun merubah ibukota Rusia ke moscow serta mengganti kalender Rusia menjadi kalender Georgian. Lenin pun bernegosiasi dengan pihak sentral untuk keluar dari perang dan menandatangani perjanjian Brest;Litov. Rusia harus kehilangan sebagian wilayahnya. Namun, Lenin bisa mengkonsentrasikan pasukanya untuk menghadapi tentara putih yang merupakan koalisi seluruh organisasi yang tidak setuju dengan pihak kiri.

Baca Juga :   Pentingnya Keberadaan Terusan Suez bagi Dunia

Di revolusi ini, Joseph Stalin berperan sebagai editor kora Pravda milik Bolshevik. Namun, perannya dalam revolusi ini tidak dipublikasi sehingga nantinya, Trotsky menggunakan alasan ini untuk menggunakannya setelah Lenin meninggal.

Civil War

Keluarga Tsar Nicholas II yang dibunuh
https://www.smithsonianmag.com/history/what-you-need-know-understand-russian-revolution-180961214/

Perang saudara Rusia merupakan imbas dari Revolusi Oktober. DImana tentara merah beraliansi sebagai sosialis dan komunis sedangkan tentara putih merupakan koalisi antara kelompok liberal, tsar, nasionalisme, dan juga pihak luar seperti sekutu yang ingin membendung revolusi komunisme dari negaranya. Dalam perang ini, tentara putih menghukum mati ribuan nyawa tak bersenjata yang bersimpati pada pemerintahan Lenin yang disebut teror putih. Tentara merah pun melakukan kejahatan internasional yang sama disebut teror merah.

Dalam perang ini, keluarga Tsar pun dieksekusi oleh tentara merah saat tentara putih menyerbu wilayah kediaman tsar. Lenin memerintahkan eksekusi ini karena tsar dianggap sebagai musuh negara. Seluruh keluarga tsar ditembak dan ditusuk mati. Lalu jasad mereka di mutilasi dan di kremasi agar tentara putih tidak mengenali mereka.

Pada akhirnya, pemerintah Lenin dapat memenangkan perang ini dan terbentuklah USSR atau Uni Soviet. Negara ini menjadi sebuah negara adidaya setelah mengalahkan Nazi Jerman pada perang dunia ke 2. Uni Soviet juga menjadi negara pesaing Amerika Serikat dalam kekuasaan dunia yang hampir menyebabkan meletusnya perang dunia ketiga. Namun rezim ini runtuh pada akhir abad ke 20 saat pemerintahan Gorbachev.

Sumber:

A history of the Soviet Union from the beginning to the end – Peter Kenez – 2006

https://en.wikipedia.org/wiki/February_Revolution

https://en.wikipedia.org/wiki/Russian_Revolution#Background

https://www.bl.uk/russian-revolution/articles/timeline-of-the-russian-revolution

https://en.wikipedia.org/wiki/October_Revolution

https://www.smithsonianmag.com/history/what-you-need-know-understand-russian-revolution-180961214/

https://www.britannica.com/event/Russian-Revolution

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts