Soekarno dan Musik Ngak Ngik Ngok

Musik merupakan wujud dari seni-budaya populer yang hadir sebagai hiburan masyarakat. Dalam kamus besar ilmu pengetahuan, musik merupakan seni menyusun suara atau bunyi yang indah maupun sumbang dengan mengurutkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan irama,lagu, keharmonisan, kesatuan dan kesinambungan. Meskipun hanya berupa hiburan, musik memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat karena berdampak pada kondisi psikologis masyarakat yang nantinya dapat melahirkan gerakan-gerakan perubahan. Terutama setelah Soekarno mengeluarkan larangan akan musik barat dan digantikan oleh musik revolusioner yang berusaha membangkitkan semangat para pemuda-pemudi Indonesia untuk lebih mencintai kebudayaan negaranya sendiri. 

Oleh Yasmine Gita Apriliany

Pelarangan Musik Barat

Sumber : nationalgeographic.grid.id

Sebenarnya dasar dari dilarangnya musik barat di Indonesia justru karena kedekatan Soekarno dengan negara-negara barat. Kedekatan itu membuatnya memiliki pengetahuan yang luas akan semua perkembangan yang ada di negara-negara tersebut, tidak terkecuali musik. Musik barat yang mengandung banyak kebebasan, liberalisme Barat, dan anarkisme (anti-negara dan benci aturan) seperti yang dibawakan grup musik The Beatles dianggap mampu mengancam kebudayaan nasional dan identitas bangsa. Soekarno tidak ingin hal tersebut sampai ke Indonesia dan mempengaruhi para generasi muda. Sampai ketidakinginannya itu pun dituangkan dalam kebijakan yang melarang peredaran musik Barat di Indonesia. Pelarangan itu merupakan perpanjangan dari salah satu poin yang disampaikan dalam Manifesto Politik atau yang dikenal dengan Manipol-USDEK yang berisikan strategi dari politik, yaitu UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia. Manipol dinyatakan sebagai program pemerintah yang merupakan retooling dari alat perjuangan. Poin yang berkaitan dengan pelarangan musik ini, adalah “Melanjutkan perjuangan menentang imperialisme ekonomi dan imperialisme politik.” Wujud dari pertentangan terhadap imperialisme ini juga diterapkan dalam pembabatan habis pengaruh-pengaruh barat dalam bidang apapun termasuk musik. Musik sangat berperan dalam membangkitkan jiwa dan semangat para pemuda. Jadi, musik di Indonesia itu yang mencerminkan kepribadian dan budaya bangsa. 

Grup Musik The Beatles asal Inggris (Sumber : m.medcom.id)

Pelarangan dimulai dari pembentukan Lekra atau Lembaga Kebudayaan Rakyat. Lekra didirikan atas dasar untuk memajukan kebudayan nasional dan sebagai usaha anti-revolusioner yang melumpuhkan apapun yang mengancam kebudayaan nasional. Dibantu dengan polisi, kaum muda yang berafiliasi dengan Lekra mulai merazia ratusan piringan hitam dan alat perekam yang berisi musik-musik barat seperti The Beatles sampai batas waktu 22 Juli 1965. Selain itu tidak lupa juga Soekarno senantiasa mengingatkannya dalam pidato-pidatonya. Salah satunya adalah pidato mengenai Manipol-USDEK pada tanggal 17 Agustus 1959 yang berbunyi :

“ ……Dan Engkau, hai pemuda-pemuda pemudi-pemudi. Engkau yang tentunya anti imperialisme ekonomi dan penentang imperialisme ekonomi, engkau yang menentang imperialisme politik, kenapa di kalangan engkau banyak yang tidak menentang imperialisme  kebudayaan? Kenapa di kalangan engkau banyak yang masih rock’n-rock’n- rollan, dansi-dansian ala cha-cha-cha, musik-musikan ala ngak-ngik-ngok gila-gilaan, dan lain sebagainya lagi?…..”

Soekarno juga mengingatkan dalam pidato Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1959 di Surabaya bahwa kita harus melindungi kebudayaan kita dari pengaruh imperialisme yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. 

Grup Musik Koes Plus yang disindir Soekarno dalam pidatonya. (Sumber : kumparan.com)

Musik di Indonesia pasca Jatuhnya Soekarno

Pasca jatuhnya Orde Lama dan awal Orde Baru, perkembangan musik di tanah air memasuki fase baru. Tidak terlepas juga dari pengaruh gerakan pop culture dari Amerika dan Inggris,  melalui gerakan-gerakan bunga yang membawa pesan-pesan perdamaian,  musik-musik beraliran rock mulai menyebar kembali di sekitar tahun 1967-1970. Di tahun 70-an juga telah dilaksanakan berbagai konser-konser musik mulai dari yang kecil sampai besar sebagai wujud dari ekspresi musik di atas panggung untuk khalayak ramai. Lalu, memasuki dasawarsa 1980-an kualitas perkembangan musik di Indonesia semakin baik seiring dengan jumlah perusahaan rekaman yang bertumbuh.  Dari yang awalnya hanya konser musik, kemudian berkembang lagi menjadi kompetisi band hingga festival musik yang melahirkan musisi-musisi hebat di tanah air. Seperti band rock El Pamas yang terbentuk sekitar tahun 1983 dan memenangkan berbagai ajang festival musik rock seperti yang diadakan oleh Log Zhelebour Productions. Genre dan variasi musik pun juga semakin bertambah memasuki era 90-an yang cenderung lebih menikmati musik-musik pop melayu dan musik di Indonesia pun berkembang seterusnya. 

Baca Juga :   Sistem Perbendaharaan Masa Zaman Mataram II 

Daftar Pustaka

Pertiwi, Ayu. (2014). Larangan Soekarno Terhadap Musik Barat Tahun 1959-1967. e-Journal Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 3, 334-345. 

Sakrie, Denny. 2015. 100 Tahun Musik Indonesia : Gagas Media. 

Samosir, Andre E.V. 2000. God Bless Mitos Musik Rock Indonesia 1973-1997. Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Ilmu Budaya. Universitas Indonesia, Depok

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts