Sejarah Pendudukan Jepang di Indonesia dalam Buku Pelajaran Sejarah di Jepang

Dideskripsikan bahwa alasan politis, militer, dan dampak ekonomi akibat modernisasi Jepang menjadi tujuan  menguasai Asia.

Oleh Haris Norfaizi

Sumber: kyokasho.jp

Terjemahan dari judul buku di atas adalah Sejarah Indonesia. Buku ini adalah terjemahan dari buku pelajaran Sejarah Indonesia SMA ke dalam bahasa Jepang oleh Ishii Keiko yang dirilis pada tahun 2008 untuk edisi terbarunya.  Kemungkinan dalam penerjemahannya menggunakan buku pelajaran semasa kurikulum KTSP 2006. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa mungkin terdapat perubahan yang berbeda dengan buku yang sekarang digunakan. Ada beberapa poin perbedaan yang akan dijelaskan nantinya, sehingga tulisan ini tidak akan menuntut secara utuh isi buku tersebut, melainkan secara garis besar saja.

Bagaimana Jepang dipandang Indonesia saat itu?

Sejarah Jepang diawali saat dimulainya sebuah perjanjian dari kedatangan Ekspedisi Matthew Perry yang kemudian dilanjutkan oleh timbulnya gerakan anti asing, berujung pembunuhan orang asing oleh prajurit klan Satsuma, perpindahan kekuasaan dari shogun ke kekaisaran, dan diakhiri dengan peristiwa Restorasi Meiji. Mengingat bahwa fokus utama adalah sejarah Indonesia maka penjelasan mengenai sejarah Jepang hanya sekilas dan sudah merinci secara khusus terkait peristiwa modernisasi Jepang. Dalam buku pun, tidak ada penjelasan selain Kaisar Meiji serta peranan kaisar sebagai pengatur seluruh negeri yang seolah perlu disembah menjadi kontradiksi dengan isi buku sejarah di negeri sakura tersebut.

“…Kementerian Pendidikan dibentuk oleh Pemerintahan Kekaisaran Meiji pada tahun 1871 dengan melaksanakan sistem pendidikan wajib dari usia 6 sampai 14 tahun. Jepang menjadi negara pertama yang berhasil memberantas buta huruf. Selain itu, melalui pendidikan di sekolah juga ditanamkan rasa cinta tanah air dan kaisar. Itulah mengapa hingga saat ini sistem kekaisaran masih diterapkan.” (Badrika, I. 2008, hlm. 240)

Setelah munculnya modernisasi Jepang, dijelaskan pula bahwa hal itu menjadi salah satu pemicu Jepang untuk memulai kolonialisasi dengan timbul perang Sino-Jepang, perang Jepang-Rusia, pengeluaran 21 tuntutan terhadap ke Tiongkok, kemudian lahir Manchuria atas kemenangan Jepang terhadap Uni Soviet. “…Jepang menginginkan negaranya memiliki koloni besar di Asia. Ketika Tanaka Yoshio menjadi perdana menteri Jepang pada tahun 1927, ia mengusulkan rencana untuk menguasai Asia Timur dan memperlebar kekuasaan Jepang ke seluruh benua Asia. Untuk memenuhi keinginannya tersebut, Perdana Menteri Tanaka berencana untuk menguasai Asia. Ia harus menguasai Tiongkok, Manchuria, dan Mongolia terlebih dulu. Jika Jepang dapat menguasai ketiganya, maka Asia Selatan pun akan secara langsung mengikuti Jepang.” (Badrika, 2008)

Dideskripsikan bahwa alasan politis, militer, dan dampak ekonomi akibat modernisasi Jepang menjadi tujuan  menguasai Asia. Akibat dari kemenangan Jepang di Perang Jepang-Rusia, pengaruh pergerakan pun muncul di Indonesia, Vietnam, India dan Filipina. Pergerakan etnis di India dan Filipina menjadi lebih aktif setelah muncul modernisasi Jepang. Hal itu dikatakan sebagai negeri matahari yang membawa cahaya ke Asia dari kegelapan. “Jepang di bawah slogan Hakko Ichiu memulai usaha besarnya untuk mendominasi dunia. Jepang percaya bahwa mereka sedang dalam misi suci untuk membimbing negeri lain berdasarkan ajaran Shitoisme, melihat Jepang sebagai kakak tua dari benua Asia. Jepang pula menetapkan sistem kebudayaan Jepang dalam wilayah dudukannya untuk menggantikan imperialisme Barat di Asia.” (Badrika, I. 2008, hlm. 243)

Timbul sebuah pernyataan komplimen bahwa sebuah negara matahari akan menyinari Asia yang kelam dalam kegelapan. Namun, setelah itu, ada kontra yang timbul dengan penjelasan bahwa Jepang seutuhnya ialah negara imperialis. Dalam hal dampak militer, adanya perang pasifik juga timbul oleh akibat Jepang dan tidak berdasarkan timbulnya kepungan negara ABC atau D kepada Jepang seperti yang tertera dalam buku sejarah di Jepang.

Baca Juga :   Sistem Tanam Paksa 1830

Oposisi terhadap imperialisme Barat di wilayah Asia mendorong Jepang untuk segera menduduki Indonesia yang didominasi Belanda. Antipati ini disebabkan oleh kemenangan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang. Dengan mengendalikan Asia, termasuk Indonesia, Jepang bermaksud menghentikan dampak imperialisme Barat.

Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Sama seperti penggambaran pada buku sejarah di negara bekas pendudukan, kedatangan Jepang digambarkan secara negatif. Contohnya di Filipina, Jepang disebut sebagai negara fasis yang datang dari utara. Begitu pula di Indonesia, lebih kurangnya dengan kata lain, Jepang digambarkan sebagai sebuah ancaman kedaulatan negaranya saat itu.

Jepang bertujuan untuk memperoleh bahan dasar minyak mentah ke Indonesia untuk kepentingan industri dan senjata militer. Ketika Jepang mencapai Indonesia, mereka menargetkan daerah yang kaya akan minyak mentah seperti Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. 

Dinyatakan bahwa pengawas administrasi militer Jepang memiliki wewenang militer dan wewenang yang dimiliki oleh gubernur jenderal era pemerintahan Belanda. Dijelaskan bahwa Angkatan Darat dan Angkatan Laut membagi Indonesia menjadi tiga bagian dalam melaksanakan sistem pemerintahan. Angkatan Darat dan Angkatan Laut juga bersaing untuk merebut kemanusiaan dari wilayah yang diduduki.

Terjemahannya tulisan yang ada dalam gambar di atas yaitu “Keberadaan Jepang dalam banyak hal membawa harapan dan optimisme baru kepada rakyat Indonesia, yang telah berada di bawah kendali kolonial selama 350 tahun.” Dalam gambar, Anda dapat melihat anak-anak sekolah yang menyambut pendudukan Jepang, yang dianggap sebagai “kakak tua”. 

Jepang bertujuan untuk mengendalikan dan mengamankan bahan baku untuk industri amunisi. Mereka juga memiliki rencana untuk memotong pasokan makanan di pihak musuh di negara-negara Asia. Jepang telah mengambil dua langkah dalam mengimplementasikan rencana ini. Pertama adalah pembentukan kontrol, dan yang kedua adalah restrukturisasi ekonomi daerah yang diduduki untuk memenuhi permintaan pasokan militer. Tujuannya adalah untuk memenuhi permintaan Jepang di wilayah-wilayah di bawah kendalinya.

Selain itu, narasi dalam buku sejarah internasional Jepang terdapat penjabaran bahwa sebelum menyerah ke Jepang, pemerintah Hindia Belanda melakukan operasi bumi hangus, menghancurkan basis-basis penting seperti fasilitas penambangan minyak. Akibatnya, hampir semua kegiatan ekonomi lumpuh pada masa-masa awal pendudukan Jepang. Untuk mengatasi semua ini, Pemerintah pendudukan Jepang telah memulihkan sarana ekonomi, seperti pemulihan jembatan dan jaringan telepon. Selain itu, perkebunan seperti kina, karet, dan teh langsung diawasi oleh pemerintah selama pendudukan.

Namun, di sisi lain buku Indonesia mengatakan bahwa terdapat panggilan produksi makanan berskala besar oleh angkatan bersenjata Jepang yang tentu saja membawa bencana bagi rakyat. Ketersediaan makanan di Jawa telah memburuk sejak kekurangan berlanjut sejak tahun 1942. Pemerintah pendudukan Jepang menyerukan perluasan produksi pangan dengan mengolah lahan pertanian baru. Budidaya makanan wajib dilakukan di pertanian tembakau, kopi, dan teh. Kebijakan ini diterapkan di semua wilayah Indonesia, tetapi mengakibatkan deforestasi. Di Jawa saja, 500.000 hektar hutan ditebang dengan alasan mengamankan lahan pertanian. Serta yang berbeda yaitu  Romusha atau sistem kerja paksa oleh Jepang.

Eksploitasi tenaga kerja selama periode Pemerintahan Jepang terjadi di semua tingkatan masyarakat Indonesia. Semua orang dari daerah perkotaan atau pedesaan, berpendidikan atau buta huruf dieksploitasi sesuai kebutuhan di Jepang. Di antara mereka, buruh ditempatkan dalam situasi paling tragis. Mereka secara paksa ditugaskan oleh Jepang untuk membangun fasilitas militer seperti lapangan terbang, garpu defensif, dan jalur kereta api. Sebagian besar pekerja berasal dari daerah pedesaan dan banyak dari mereka tidak bersekolah atau paling banyak lulusan sekolah dasar. Ribuan pekerja dikirim tidak hanya ke Jawa, tetapi juga ke Malaya (Malaysia), Burma (Myanmar), dan Siam (Thailand).

Baca Juga :   Sejarah Singkat Aplikasi Tik Tok dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Sastra

Perlakuan terhadap pekerja sangat buruk. Kesehatan mereka tidak dijamin dan makanan tidak mencukupi, tetapi mereka menjadi sasaran kerja berat. Akibatnya, sejumlah besar pekerja meninggal di lokasi kerja. Situasi menyedihkan ini menyebar dari mulut ke mulut dan ke semua penduduk desa. Pada tahun 1943, pendudukan Jepang selama Perang Pasifik menunjukkan tanda-tanda perubahan. Jepang, yang berada di pihak yang menyerang, sekarang berada di pihak yang bertahan. Di wilayah Pasifik, serangkaian serangan Sekutu mulai memburu Jepang.

Jepang membutuhkan dukungan dari penduduk setempat untuk mempertahankan wilayah yang diduduki yang luas. Jepang mengerahkan pemuda Indonesia untuk bekerja sama dalam Perang Asia Timur Besar untuk mendapatkan dukungan. Rakyat Indonesia harus secara fisik mempersiapkan pertahanan dari invasi Sekutu. Hampir tidak ada deskripsi kerja paksa atau kelaparan yang diberikan. Hanya ada deskripsi kekejaman Jepang.  Namun, secara keseluruhan, tidak satu pun di atas yang menggambarkan bahwa era pendudukan Jepang baik. Bahkan di Indonesia, Jepang pada saat itu hanya akan menjadi “penyerang” dan bukan “pembebas Asia.” Selebih itu tidak ditemukan dalam buku sejarah Jepang selain di Indonesia atau di negara luar Jepang terkait kekalahan atas perang dunia.

Daftar Pustaka

Badrika, I. W, dkk. (2008). インドネシア高校歴史教科書 (Indonesia dalam Buku Pelajaran Sejarah). Tokyo: Tankobon.

Ibaraki, S. (2017). Basic consideration of secondary history textbooks during the war. History Education History Study, 15(1), 25-63. (茨木智志. (2017). 戦時下における中等歴史教科書に関する基礎的考察. 歴史教育史研究, 15, 25-63.)

Teraoka, S. (2018). Problems in History Textbooks. Fukuoka: Teaching Profession Edition. (寺岡聖豪. (2018). 歴史教科書の中の問題. 福岡教育大学紀要. 第四分冊, 教職科編.)

Sato, M. (1995). About “Romusha” in Indonesian history textbooks. Southeast Asian Studies, 32(4), 495-522. (佐藤正範. (1995). インドネシアの歴史教科書における 「ロームシャ」 について. 東南アジア研究, 32(4), 495-522.)

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts