Saat Darah Mengalir di Borodino

Pertempuran Borodino adalah pertempuran paling berdarah dalam sejarah Perang Napoleon. Diperkirakan kerugian tentara Rusia adalah 44 ribu orang dan 30 ribu di pihak Perancis.

Oleh Valerius Tarigan

Invasi Perancis ke Rusia

Hubungan Perancis dengan Rusia sempat membaik pada 1807 setelah Perjanjian Tilsit, namun seiring berkembangnya waktu, hubungan mereka semakin dingin. Alhasil, Napoleon Bonaparte memutuskan untuk menginvasi Rusia. Invasi tersebut dimulai pada tanggal 24 Juni 1812 dengan pasukan terbesar yang pernah dikerahkan Perancis, yaitu 500 hingga 650 ribu orang dari berbagai negara. Serangan tersebut sangat besar, bahkan butuh waktu 5 hari untuk membawa tentara Napoleon melewati Sungai Niemen memasuki Rusia.

Suasana Pertempuran Borodino (Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Battle_of_Borodino_1812.png)

Tentara Rusia secara jumlah kalah dibandingkan dengan Perancis. Mereka memilih untuk mundur dan mundur serta melakukan taktik bumi hangus. Tujuannya supaya Perancis tidak dapat menggunakan kota yang dilewati untuk menyuplai tentara mereka karena Rusia sangatlah luas. Pasukan kavaleri ringan Rusia yang disebut cossacks juga tiada henti mengganggu aktivitas rantai pasokan tentara Perancis. Napoleon yang dianggap sebagai rajanya perang kilat justru di Rusia malah berjalan seperti seekor raksasa lambat dan rentan. Sisi kiri dan kanan harus diamankan sebelum dapat maju lebih jauh. Ini pun ditambah dengan suhu udara yang sangat panas waktu itu.

Napoleon Bonaparte akhirnya sampai di Smolensk. Di sana dia harus menentukan apakah tetap melanjutkan perjalanan ke Moskow atau mundur. Pasukan Napoleon juga sudah berkurang sangat drastis efektivitasnya. Banyak dari mereka yang terserang penyakit serta kelelahan. Akhirnya Napoleon memilih untuk melanjutkan kampanyenya sampai Moskow. Rusia harus mundur sekali lagi.

Walaupun Rusia tidak pernah menghadapi pasukan Napoleon secara langsung dan belum menderita kerugian signifikan, mundur terus menerus berdampak sangat fatal bagi moral dan semangat pasukan Rusia, apalagi jika Moskow harus jatuh tanpa adanya perlawanan. Kutuzov akhirnya memutuskan untuk bertahan dan memberikan perlawanan di Borodino, 70 mil dari Moskow.

Pertempuran Borodino

Pertempuran ini berlangsung dua hari lamanya. Pasukan Rusia membuat suatu pertahanan yang melindungi dua jalan utama Smolensk-Moskow. Jumlah mereka banyak sekali, yaitu 121 ribu orang dan 680 meriam. Pasukan Perancis di bawah Napoleon lebih banyak jumlahnya, yaitu 130 ribu orang dan 585 meriam. Napoleon dan pasukannya bergerak dari barat untuk menghadapi tentara Kutuzov tersebut. 

Hari pertama pada 6 September 1812 cenderung berfokus pada perebutan titik pertahanan di bagian paling barat, yaitu di Shevardino. Pertahanan tersebut dinamakan redoubt. Terdiri dari galian berupa parit yang diisi meriam dan dapat melindungi seluruh bagian pertahanan. Sebelum seluruh pasukan Napoleon dapat dikerahkan, redoubt tersebut harus direbut terlebih dahulu. Alasannya adalah redoubt ini berada di posisi paling barat pasukan Rusia dan berfungsi untuk menunda gerak pasukan Perancis.

Singkat cerita, pasukan Perancis mulai maju dan menyerang redoubt di Shevardino. Perebutan redoubt tersebut berpindah tangan beberapa kali hingga akhirnya tentara Rusia harus mundur. Akhirnya redoubt tersebut berhasil direbut dengan 4 ribu korban dari pihak Perancis dan 6 ribu korban dari pihak Rusia. Kedua pihak bersiap untuk menghadapi pertempuran utama keesokan harinya.

Pada 7 September 1812 pukul 6 pagi, Pasukan Napoleon bergerak maju. Serangan tersebut dimulai oleh serentetan tembakan artileri Perancis dari arah barat. Gerak maju pasukan Perancis dimulai dari sisi utara. Korps keempat Perancis yang dipimpin oleh Eugene de Beauharnais (anak tiri Napoleon Bonaparte) mulai bergerak maju ke desa Borodino. Setelah itu, pasukan tersebut menyeberangi Sungai Kalatsha untuk menyerang redoubt utama di sisi kanan pertahanan Rusia. Sayangnya, mereka dipukul mundur dengan kerugian besar.

Baca Juga :   Austerlitz 1805: Ketika Napoleon Mendapatkan Hadiahnya
Napoleon saat memantau pertempuran Borodino (Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Vereshchagin_Napoleon_near_Borodino.jpg)

Di sisi tengah, korps yang dipimpin Davout menyerang redoubt sisi tengah yang dinamakan the fleches. Ini disebabkan karena bentuk redoubt tersebut seperti sebuah panah. Pertempuran di tengah sangatlah sengit dan merupakan bagian terpenting dari seluruh pertempuran di Borodino. 

Di sisi kanan Perancis, korps Polandia bergerak maju melewati hutan secara lambat untuk merebut desa Utitsa. Ini menyebabkan pasukan di sisi kiri Rusia dapat memindahkan pasukannya dari kiri ke tengah untuk membantu pertahanan the fleches. Jenderal Barclay yang melihat pertahanan di sisi kanan pasukan rusia cukup aman karena pertempuran berfokus di tengah dan kiri akhirnya memerintahkan Jenderal Baggovut untuk membawa korps keduanya ke selatan untuk mendukung Jenderal Bagration yang memimpin pertahanan di tengah dan kiri.

Davout di sisi tengah kewalahan menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Rusia di the fleches. Dia sampai terjatuh dari kudanya yang mati namun bersikeras tidak ingin meninggalkan pertempuran. Kavaleri Rusia mencoba menyerang balik dari sisi kiri pasukan Davout namun berhasil dicegat oleh pasukan kavaleri Murat. Korps ketiga yang dipimpin Marshal Ney juga datang ke tengah untuk ikut menyerang the fleches. Pertempuran di sisi tengah ini merupakan yang paling sengit. Sebanyak 6 serangan besar dari Perancis terhadap redoubt tersebut bahkan sampai mengerahkan 45 ribu orang. Tentara Perancis datang ke situ hanya untuk dipukul mundur dalam pertempuran jarak dekat.

Pasukan Polandia di selatan berhasil merebut Utitsa. Tetapi Jenderal Baggovut berhasil datang mendukung pasukan Rusia di sebelah kiri untuk menghadapi mereka. Di utara, Eugene mencoba menyerang lagi redoubt di sisi kanan pertahanan Rusia tersebut. Perlawanan tentara Rusia sangatlah sengit dan redoubt tersebut berpindah tangan beberapa kali. Tentara Westphalia yang dipimpin Junot datang di sisi selatan untuk membersihkan skirmish dari tentara Rusia di hutan daerah setempat.

Jenderal Bagration memerintahkan serangan balik di sisi tengah. Ini ditujukan supaya the fleches dapat selamat dan tidak jadi diambil oleh pasukan Perancis. Sayangnya, kaki Bagration terkena fragmen peluru meriam pada pukul 10 pagi. Luka tersebut sangat parah sehingga dia harus dibawa keluar dari medan pertempuran. Pasukan Rusia yang mendengar kabar ini langsung kehilangan moral sehingga mereka pun mundur. The Fleches akhirnya berhasil direbut oleh pasukan Perancis.

Jenderal Bagration yang baru saja tertembak di tengah-tengah pertempuran (Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Peter_von_Hess_002.jpg)

Pasukan yang dipimpin Murat bergerak maju untuk menghajar pasukan Rusia yang mundur. Namun, kavaleri tersebut dihadang oleh beberapa pertahanan kotak yang dibentuk oleh pasukan Rusia. Formasi kotak ini memang mematikan bagi pasukan berkuda. Singkat cerita tentara Rusia di tengah akhirnya mundur dan desa Semenovskaya jatuh ke tangan Perancis.

Pasukan Rusia memang mundur tapi belum meninggalkan medan tempur. Di sisi tengah pasukan disiapkan lagi. Napoleon takut mereka akan menyerang balik sehingga sebuah resimen artileri ditambah untuk membombardir garis pertahanan Rusia tersebut. Di sisi utara, Jenderal Platov menyerang desa Borodino karena dianggap pertahanannya lemah. Serangan tersebut berhasil mengejutkan Perancis dan Italia di situ sehingga korps kavaleri Grouchy harus dikerahkan untuk membantu pertahanan yang lemah tersebut sehingga serangan Platov pun gagal.

Pukul 3 sore, pasukan Perancis di utara melancarkan serangan besar terhadap redoubt di sisi utara. Dimulai oleh kavaleri Saxon, serangan tersebut berhasil menyudutkan pasukan Rusia. Kavaleri tersebut ditemui oleh seluruh kavaleri Rusia yang tersedia sehingga harus tertahan.

Pukul 5 sore, kedua pasukan akhirnya kelelahan. Masing-masing tidak mampu melanjutkan pertempuran. Akhirnya ketika hari mulai gelap, pertempuran perlahan berhenti di medan tempur. Napoleon berpikir untuk bertempur lagi keesokan harinya namun Kutuzov memilih untuk mundur. Pasukan mereka sudah sangat kelelahan dan korban di pihak Rusia sangatlah besar sehingga mereka tidak mampu lagi bertempur.

Baca Juga :   Red Scare; Ketakutan Amerika Serikat pada Revolusi Kiri

Akibat

Pertempuran Borodino adalah pertempuran paling berdarah dalam sejarah Perang Napoleon. Diperkirakan kerugian tentara Rusia adalah 44 ribu orang dan 30 ribu di pihak Perancis, termasuk 49 jenderal (12 di antaranya terbunuh).

Dua minggu kemudian, Napoleon akhirnya memasuki Moskow. Sayangnya, Moskow tidak seperti yang Napoleon inginkan. Kota tersebut sudah ditinggalkan oleh penduduknya dan telah dibakar oleh para tahanan yang dilepaskan dari penjara setempat. Pendudukan Moskow oleh Perancis merupakan hal yang sia-sia. Sebuah malapetaka besar selanjutnya akan menghampiri pasukan Napoleon ketika mereka terpaksa harus mundur meninggalkan Rusia.

Daftar Sumber:

Epic History TV. (2019, November 15). Napoleon’s Bloodiest Day: Borodino 1812 [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=mGAPEckPXzs.

Fisher, T. (2001). The Napoleonic Wars (2): The Empires Fight Back 1808-1812. Osprey Publishing.

Haythornthwaite, P.J. (2012). Borodino 1812: Napoleon’s Great Gamble. Osprey Publishing.

Mikaberidze, A. (2010). The Battle of Borodino: Napoleon Against Kutuzov. Pen & Sword Military.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts