Peran Unit Station Hypo di Perang Pasifik 1942

“Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II di Pasifik tidak lepas dari peran Unit Station Hypo milik Amerika Serikat yang berhasil memecahkan sandi komunikasi Jepang. Berkat para ahli kriptologi tersebut, posisi unggul blok sentral di pasifik berhasil digulingkan sehingga kemenangan berubah menjadi milik sekutu”

Oleh : Ays Adila

Perang Dunia II sebagai konflik global yang berlangsung pada tahun 1939 telah melibatkan banyak negara di penjuru dunia. Berbagai kajian menyebutkan  bahwa terdapat dua blok yang memainkan konflik perang Dunia II. Kedua blok ini dipimpin oleh negara-negara yang memiliki kekuatan besar. Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman, Italia, Jepang dan Blok Sekutu yang terdiri dari Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet.

Peristiwa Perang Dunia II secara garis besar terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap permulaan (1939-1942), tahap titik balik (1942), dan tahap terakhir (1943-1945). Pada tahap pertama yang berlangsung pada tahun 1939-1942, Perang Dunia II dimenangkan oleh Blok Sentral. Kemenangan Blok Sentral di Pasifik terlihat dari dominasi Jepang dalam melakukan serangan terhadap daerah yang berada di bawah kekuasaan Inggris, Perancis dan Amerika Serikat. Upaya Jepang semakin meluas hingga menyentuh wilayah Asia Tenggara.

Dominasi Blok Sentral dalam Perang Dunia II di pasifik mulai berkurang ketika Amerika Serikat memenangkan pertempuran di Laut Midway. Pada awalnya, Amerika Serikat mengalami kekalahan akibat serangan tidak terduga Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour. Setelah penyerangan itu, Amerika Serikat selalu mengalami kekalahan dalam pertempuran di Pasifik. Namun keadaan mulai berbalik ketika Chester W. Nimitz, Komandan Angkatan Laut Amerika Serikat mengerahkan unit intelijen di bawah pimpinan Edwin Layton dan anak buahnya bernama Joseph Rochefort untuk memecahkan sistem kode milik Jepang (Vega, 2020). Unit yang dikenal dengan nama Station Hypo ini bermarkas di Hawai dan bertugas untuk memecahkan kode operasional utama Jepang yang digunakan sebagai sarana komunikasi. 

Amerika Serikat memang telah memberikan perhatian yang serius terhadap kode-kode yang digunakan oleh Angkatan Laut Jepang sejak tahun 1920. Setelah tahun tersebut Jepang rutin mengganti kode-kode mereka dan Tim Kriptologi Amerika Serikat juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Versi kode pada awalnya adalah JN-1. Kemudian pada tahun 1939 Jepang mengadopsi sistem kode yang lebih kompleks menjadi JN-25 dan pada 1 Desember 1940, Jepang kembali memodifikasi sistem tersebut disebut sebagai JN-25b. Kode ini terdiri dari 45.005 digit angka. Sistem kode ini begitu sulit sehingga Jepang merasa percaya diri bahwa keamananya terjamin (Symond, 2011). Kepercayaan diri yang tinggi membuat Jepang kurang berhati-hati. Jepang telah menjadwalkan penggantian kode pada 1 Mei, tetapi pergantian itu tertunda selama satu bulan karena alasan logistik. Satu bulan tersebut telah memberikan waktu bagi tim kriptologi untuk memecahkan 90% dari sistem kode tersebut (Vega, 2020).

Joseph Rochefort (Sumber: stationhypo.com)


Tim Station HYPO  (Sumber: www.navycthistory.com)

Dalam setiap angka dalam kode JN-25b mengandung kata atau frasa. Dalam memecahkan kode tersebut, Unit Station Hypo menggunakan analisis matematis dengan menggunakan mesin tabulasi dan mesin cipher. Berbekal penguasaan bahasa Jepang yang baik, mereka berhasil mengidentifikasi gaya bahasa Jepang untuk mengenali pola-pola yang digunakan. Tim Station Hypo bekerja bergantian selama 36 jam untuk menyortir ribuan pesan setiap harinya. Alhasil, unit tersebut berhasil menangkap kode pada saluran radio yang berisi pesan mengenai persiapan invasi besar oleh Komandan Angkatan Laut Jepang, Isoroku Yamamoto yang melibatkan empat kapal induk Jepang dan kapal-kapal lain. Amerika menangkap kode “AF” sebagai nama lokasi penyerangan .

Baca Juga :   Dampak Kebijakan Gus Dur Terhadap Eksistensi Agama Konghucu

Lembar kerja JN-25B dari Station HYPO, 1 Juli 1941  (Sumber: stationhypo.com)

Tim Kriptologi sebelumnya telah mengidentifikasi kode-kode target. “AA” adalah Wake Island, “AD” adalah Samoa, “AH” adalah Hawai, “AK” adalah Pearl Harbor, dan “AO” adalah Aleutians. Sedangkan untuk kode “AF” masih belum dipecahkan (Hatch, 2015). Pihak Amerika berhasil menangkap salah satu percakapan Angkatan Laut Jepang yang membutuhkan suplai dalam serangan jangka panjang dan kode “AF “sering terdengar dalam percakapan. Tim Kriptologi menafsirkan “AF” sebagai kode yang digunakan Jepang untuk menyebut pangkalan Angkatan Laut dan Udara Amerika di Midway Atoll, yang terletak di dua pulau kecil di pusat Pasifik..  

Informasi yang didapatkan oleh unit ini harus dikirimkan ke Washington melalui seksi kode dan sinyal Angkatan Laut Amerika dan akan dikumpulkan dengan informasi lain dari berbagai lokasi. Kemudian Informasi ini akan dikirim ke Komandan Operasional dan  Panglima Armada Pasifik AS di Pearl Harbour. Namun Rochefort mengabaikan langkah tersebut dan langsung memilih untuk berkomunikasi secara langsung dengan Komandan Edwin dari Intelijen Nimitz. Keduanya berhubungan baik karena pernah belajar kebudayaan dan bahasa bersama. Namun penafsiran kode “AF” sebagai Midway disangkal oleh Redman dan Pihak di Washington. Mereka memprediksi bahwa Jepang akan menyerang lokasi-lokasi di Pasifik Selatan yaitu Port Moresby, New Caledonia atau Fiji. Mereka juga menduga bahwa Jepang akan menyerang Hawai dan Pantai Barat Amerika (Pruitt, 2019).

Untuk menghapuskan keraguan tersebut, Jasper Holmes yang merupakan salah satu anggota Unit Hypo mencetuskan sebuah siasat. Mengetahui bahwa Midway bergantung pada penyulingan air, mereka menggunakan kabel bawah laut untuk mengirim pesan ke pangkalan Midway agar mengirimkan pesan ke Radio Pearl Harbour bahwa mereka membutuhkan suplai secepatnya karena penyulingan air mengalami kerusakan yang serius dan persediaan air hanya cukup untuk dua minggu. Dua hari kemudian Unit Station Hypo menangkap pesan Jepang yang mengatakan bahwa “AF” kekurangan air bersih (Symonds, 2011).

Berkat keberhasilan Unit Hypo dalam memecahkan kode, Amerika Serikat mengetahui bahwa serangan ke Midway akan dimulai pada tanggal 3 Juni. Amerika Serikat mulai mempersiapkan strategi untuk menyergap armada Jepang. Amerika Serikat memindahkan kapal induk ke titik timur laut Midway untuk bersembunyi ketika Jepang menyerang. Pada tanggal  4 Juni, empat pesawat Jepang menyerang basis Amerika di Midway. Setelah serangan, pesawat Jepang kembali ke Kapal Induk untuk mengisi bahan bakar. Ketika pesawat Jepang kembali, pengebom torpedo TBD Devastator dan pengebom tukik SBD Dauntless dari USS Enterprise, USS Hornet, dan USS Yorktown langsung menyerang armada Jepang. Armada Jepang tidak mampu mengantisipasi serangan tersebut sehingga kapal induk Jepang Akagi, Kaga, dan Soryu terbakar dan tenggelam dengan ratusan pesawat tempurnya. Hanya Kapal Induk Hiryu  yang masih bertahan dan merespons dengan dua serangan yang membuat kerusakan parah  di USS Yorktown. Pada sore harinya, sebuah pesawat pengintai USS Yorktown menemukan Kapal Induk Hiryu dan mengebomnya. Serangan itu membuat kapal induk tersebut terbakar sebelum akhirnya tenggelam (The National WWII Museum, n.d.)

4 Juni 1942: 09:00 Grumman F4F-4 Wildcats dari VF-8 bersiap untuk lepas landas dari USS Hornet CV-8 selama Pertempuran Midway.

(Sumber: www.maritimequest.com)

Torpedo Amerika,

 sumber: https warfarehistorynetwork.com

Meskipun kekuatan perang Jepang lebih unggul daripada Amerika Serikat, namun berkat informasi-informasi yang berhasil didapatkan oleh Unit Station Hypo telah membuat Amerika Serikat mampu menyusun strategi penyergapan. Amerika berhasil menenggelamkan kapal induk Jepang yang berdampak pada penurunan kekuatan Angkatan Laut Jepang. Kemenangan dimanfaatkan Amerika Serikat untuk merebut jajahan Jepang dan kemudian berhasil menembus pertahanan Jepang di Pasifik Selatan. Kemenangan ini merupakan titik balik yang menjadi awal-mula kekalahan Blok Sentral dalam Perang Dunia II di pasifik.

Baca Juga :   Orang Minang dan Dunia Diplomasi Indonesia Masa Revolusi

DAFTAR PUSTAKA

Hatch, D. (2015). Lecture of Opportunity, David Hatch: The Cryptology Behind the Battle of Midway. U.S Naval War College. https://www.youtube.com/watch?v=elEWKwoJyfw

Pruitt, S. (2019). How Codebreakers Helped Secure U.S. Victory in the Battle of Midway | HISTORY. https://www.history.com/.amp/news/battle-midway-codebreakers-allies pacific-theater

Symonds, C. L. (2011). The Battle of Midway. Oxford University Press.

The National WWII Museum. (n.d.). The Battle of Midway | The National WWII Museum | New Orleans. Retrieved October 16, 2021, from https://www.nationalww2museum.org/war/articles/battle-midway

Vega, S. (2020). Code Breakers Ride the Wave to the Midway. https://stmuscholars.org/code breakers-ride-the-wave-to-the-midway/

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts