Mencari Identitas: Dinasti Golden Horde di Dunia Keislaman

Dinasti Golden Horde menjadi Khan Mongol pertama yang cenderung menganut agama Islam. Salah satu penguasanya yaitu Khan kedua Berke, menjadi orang Mongol pertama yang secara terang-terangan memeluk Islam. Meskipun menurut al-Juwaini, sebelum Berke menjadi khan, saudaranya yang juga khan pertama Golden Horde bernama Batu dan pamannya yang menjadi khan agung bernama Ogedei telah masuk Islam secara rahasia. Sebelum berdirinya Golden Horde, ada beberapa wilayah Islam seperti Khwarazm dan Volga Bulgaria, tetapi Golden Horde memiliki peran yang tidak terbantahkan dalam Islamisasi di wilayah Timur Eropa dan Asia Tengah, terutama di antara masyarakat stepa.

Oleh Rina Mutoharoh

Pola islamisasi di Golden Horde berbeda dengan khan Mongol lainnya seperti Ilkhanate dan Chagatai Khanate. Apabila islamisasi di Ilkhanate dan Chagatai Khanate berlangsung dari bawah ke atas, artinya khan mereka menjadi Muslim karena mayoritas penduduknya adalah Muslim, maka hal yang berbeda terjadi di Golden Horde.

Pola islamisasi di Golden Horde dimulai dengan khan mereka yang memeluk Islam, kemudian turun kepada para elit, dan akhirnya diterima oleh rakyatnya yang awalnya sebagian besar bukan Muslim. Proses ini bisa dianggap sebagai pola dari atas turun ke bawah. Salah satu bukti islamisasi adalah kisah bahwa khan pertama Golden Horde yaitu Batu, menolak tawaran dari seorang pendeta misionaris dengan kasar. Batu Khan menegaskan keyakinannya dalam Islam. Selanjutnya, peran penting dalam islamisasi tersebut adalah Berke Khan (1256-1267 M) yang secara terang-terangan menyatakan diri sebagai seorang Muslim. Melalui peran mereka, Golden Horde berhasil mengislamkan daerah-daerah yang sebelumnya belum terpengaruh oleh dakwah Islam.

Ketika Berke Khan dengan tegas mengakui dirinya sebagai seorang Muslim, banyak rakyat dan tentaranya yang mengikutinya dengan memeluk agama Islam. Seorang sejarawan bernama al-Juwaini mencatat bahwa seluruh anggota pasukannya adalah Muslim. Di kalangan tentara Berke, ditetapkan aturan bahwa setiap prajurit harus memiliki sajadah dan melakukan shalat tepat waktu. Mereka juga dilarang memakan daging babi dan meminum minuman keras. Selama masa pemerintahannya, Berke sering mengundang ulama dari berbagai wilayah termasuk Mesir, Khwarazm, Iraq, Dagestan, Ossetia, dan tentu saja ulama dari Bukhara, untuk berdiskusi tentang masalah-masalah keagamaan.

Banyak dari ulama yang diundang berasal dari wilayah Asia Tengah yang mengikuti madzhab Hanafi, dengan sebagian kecil dari wilayah Timur Tengah yang mengikuti madzhab Syafi’i. Selain berdiskusi, para ulama ini juga diminta oleh Berke untuk mengajari para tentaranya. Di era Berke, mulai didirikan sekolah-sekolah Al-Quran untuk mendidik generasi muda. Selain khan sendiri, istri-istri khan dan para emirnya juga didampingi oleh para ulama. Tahap islamisasi pada masa Berke baru terjadi pada orang-orang Mongol dari kalangan elit maupun prajurit. Tahap islamisasi berikutnya terjadi pada masa pemerintahan Uzbeg Khan (1313-1341 M).

Pada masa pemerintahan Uzbeg Khan, Golden Horde mencapai puncak kejayaannya. Sebelum memeluk Islam, Uzbeg awalnya merupakan seorang pagan, namun akhirnya masuk agama Islam berkat upaya dakwah dari Sayyid Abu Hamid. Setelah memeluk Islam, Uzbeg mengganti namanya menjadi Ghias al-Din Uzbeg. Masuknya Uzbeg ke dalam agama Islam merupakan kemenangan besar bagi dunia Islam. Salah satu prestasi luar biasa Uzbeg sebagai pemimpin Muslim adalah menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Ia juga menetapkan hukum Islam sebagai hukum negara, menggantikan hukum Yasa yang sebelumnya dibuat oleh Jenghis Khan. Dalam pemerintahannya, Uzbeg Khan menginstruksikan seluruh bawahannya untuk memeluk Islam dan mereka yang menolak harus melepaskan jabatan mereka. Upaya islamisasi dalam pemerintahan ini berdampak positif, membuat struktur pemerintahan menjadi lebih teratur dan efektif. Golden Horde di bawah pemerintahan Uzbeg Khan berfungsi sebagai negara Islam yang kuat dan mapan.

Baca Juga :   Kolonialisme Inggris di Sulawesi Selatan 1811-1816

Faktor penting yang mendukung islamisasi pada masa pemerintahan Uzbeg Khan adalah majunya kegiatan ekonomi. Pembukaan Pelabuhan Kaffa telah meningkatkan arus perdagangan di Laut Hitam sehingga interaksi antara penduduk Golden Horde dengan para pedagang Muslim semakin intens. Golden Horde memainkan peran kunci dalam islamisasi di kota-kota pelabuhan Laut Hitam seperti Crimea dan Kaffa. Selain menyebarkan Islam, Golden Horde juga membangun Masjid dan sekolah-sekolah Islam di kota-kota tersebut. Selain itu, Dinasti Golden Horde pada masa Berke juga berjasa dalam melindungi beberapa pusat peradaban Islam. Aliansi Golden Horde dengan Mamluk melindungi mereka dari ancaman penghancuran oleh Hulagu Khan. Pasukan Mamluk berhasil menghentikan tentara Ilkhanate dalam pertempuran di Ayn Jalut, sementara pasukan Golden Horde berhasil mengalahkan tentara Ilkhanate di daerah Terek.

Setelah kejayaan Golden Horde, kelahiran beberapa suku Islam seperti suku Uzbeg, suku Kazakh, suku Nogay, suku Karakalpak, dan suku Bashkir juga dipengaruhi oleh peran Golden Horde. Ini terlihat dari nama-nama mereka dan cerita-cerita rakyat yang berkembang di kalangan suku-suku tersebut. Selain islamisasi, warisan penting lainnya dari Golden Horde adalah pengembangan budaya melek huruf dan pengetahuan lain bagi suku-suku stepa tersebut. Dinasti ini telah meninggalkan dampak yang signifikan dalam sejarah Islam dan budaya di wilayah tersebut.

Referensi

C E Bosworth.1993.Dinasti – Dinasti Islam (terj. Ilyas Hasan). Bandung: Penerbit Mizan.

Chistopher P. Atwood.2004.Golden Horde Encyclopedia of Mongolia and The Mongol Empire. New York: Facts on File.

Dariusz K.2011.The Crimean Khanate and Poland-Lithuania International Diplomacy on the European Periphery 15th -18th Century.Boston: Brill.

Douglas E.2011.Islamic Gunpowder Empires: Ottomans, Safavids, and Mughals. Philadelphia: Westview Press.

Henry S. Lucas.1993.Sejarah Peradaban Barat Abad Pertengahan.Yogyakarta: Tiara Wacana.

Katherine E. Graney.2009. Khans and Kremlins Tatarstan and the Future of Ethno-Federalism in Russia. Lanham: Lexington Books.

Michael Burgan.2005.Great Empires of The Past: Empire of the Mongols. New York: Facts on File.

Reuven Aminati dan Michal Brian.2004.Mongols, Turks, and Others: Eurasian Nomads and The Sedentary World. Leiden: Brill Academic Publisher.

Viacheslav Shpakovsky & David Nicolle.2013. Armies of the Volga Bulgars & Khanate of Kazan 9th 16th Centuries. Oxford: Osprey Publishing.

Virgil Ciocitlan.2012.The Mongols and The Black Sea Trade in the Thirteenth and Fourteenth Centuries. Boston: Brill.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts