Kemunculan Fasisme di Italia

Fasisme merupakan suatu manifestasi kekecewaan terhadap kebebasan individual dan kebebasan berfikir. Penderitaan serta ketakutan yang berkepanjangan membuat munculnya fasisme sebagai reaksi terhadap hal-hal tersebut. Fasisme di Italia muncul dalam bentuk Benito Mussolini, dimana fasisme menjadi sebuah paham politik yang mengagungkan kekuasaan absolut tanpa adanya demokrasi yang fanatik terhadap nasionalisme.

Oleh : Muhammad Verrell Fassa

Meskipun Italia merupakan pihak yang menang pada Perang Dunia I. Italia terlihat seperti negara yang mengalami kekalahan. Kekurangan akan bahan makanan, pemogokan buruh, pengangguran yang tinggi, dan para petani yang menduduki tanah pinggiran perkebunan besar menyebabkan krisis iklim di Italia.  Pelemahan pemerintahan liberal terjadi karena percekcokan partai. Pengorganisiran suatu mayoritas yang solid oleh kaum liberal tidak dapat mengatasi krisis dalam negeri. Kelas menengah tertekan dan penarikan pajak dan beban pajak yang tidak merata membuat para pemilik tanah takut akan bangsanya yang sedang berada di ambang revolusi bergaya Bolshevik.  Semangat revolusioner para pekerja menurun dan perjuangan pekerja dan petani yang dipimpin dengan buruk tidak menandakan adanya suatu revolusi Merah, namun yang ada dipikiran mereka adalah Revolusi Bolshevik. 

Kemiskinan Italia akibat dari Perang Dunia I menjadi faktor yang paling penting dalam perkembangan kekuasaan fasisme. Fasisme dengan mudah memanfaatkan kondisi Italia yang sedang tidak stabil untuk menunjukan dirinya sebagai pemimpin baru Italia. Selain faktor kemiskinan, kondisi lainnya yang menumbuhkan negara fasis adalah perkembangan industrialisasi yang memunculkan ketegangan sosial dan ekonomi. Italia sangat tertekan oleh kondisi memprihatinkan yang dialaminya dan sangat ingin agar masa kejayaannya dan keagungan seperti pada masa Romawi dulu kembali. Karena pengaruh cita-cita ini, bangsa Italia berharap untuk bisa menjadi sekuat Inggris, Perancis, dan Jerman. Selain merasa terhina secara nasional, rakyatnya juga mengalami penghinaan pribadi karena banyak dari mereka yang menganggur dan tidak punya uang. 

Benito Mussolini yang merupakan seorang mantan sosialis dan veteran Perang Dunia I melihat kondisi negara yang sedang kacau dan mencoba untuk memanfaatkan situasi tersebut. Pada 23 Maret 1919, Mussolini mendirikan Fascio di Combattimento (organisasi fasis italia). Ia merekrut mantan tentara, kelompok sindikalis, dan kaum futuris. Program yang dimilikinya yaitu untuk mengombinasikan nasionalisme degan republikanisme, anti-kependetaan, hak pilih perempuan, pembaharuan sosial, para buruh dan majikan, petani, dan tuan tanah dalam sebuah masyarakat bangsa yang sekuler. Banyak kalangan menjadi pengikutnya pada tahun 1921 ketika pergolakan kelas buruh dan petani mencapai puncaknya.  

Media dari Organisasi Fasis Italia dalam koran Il Popolo d’Italia (Sumber: Wikimedia Commons)

Fasisme menuai kesuksesan di wilayah yang terkena dampak dari konflik agraria, di mana kaum borjuis pedesaan yang masih muda bergabung menjadi pengikutnya. Mereka melihat bahwa fasisme dapat melibatkan mereka untuk berjuang melawan liga sosialis dan katolik. Banyak dari petani kecil konservatif dan para buruh tanpa lahan yang mendukung mereka karena setuju bahwa pihak yang sedang berkuasa tidak melindungi mereka dari kelompok kiri. 

Pasukan fasis (squadristi) mulai untuk melakukan kampanye yang mengandung intimidasi terhadap kaum katolik terutama kaum sosialis, yang mengakibatkan banyaknya dari mereka yang terbunuh. Pada tahun 1922, pemerintahan di wilayah-wilayah pedesaan telah diambil alih oleh kaum fasis. Sementara itu, kaum fasis berperang dengan kelompok Slavia di Venezuela Giulia dan memperluas pengaruhnya ke kota-kota dimana pada bulan Juli, mereka membantu melumpuhkan pemogokan besar. 

Squadristi (Sumber: Barbadillo)

Perselisihan antara kelompok konservatif dengan fasis masih terjadi karena kaum fasis melecehkan kelembutan ‘feminim’ kaum borjuis.  Kaum fasis juga mengkritik kaum borjuis yang malas dan menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang kompeten untuk memerintah negara dan membangun Italia yang baru. Kaum fasis mulai membentuk serikat buruh karena mereka ingat jika orang-orang kaya akan puas jika melihat organisasi Sosialis dan Katolik hancur. Para petani dan buruh mendanainya menggunakan dana konservatisme yang sudah ada sebelumnya. Mereka juga menggunakan metode carrot and stick (penghargaan dan hukuman) untuk membuat banyak orang bergabung dengan mereka. Dimata para orang-orang kaya, mereka lebih jauh baik daripada kelompok kiri karena mereka tidak melarang kepemilikan pribadi. Fasisme menjadi sebuah partai bernama Partito Nazionale Facista (PNF) yang menganut sistem monarki dan ilmu ekonomi liberal. 

Baca Juga :   Uni Soviet: Sejarah Berdirinya Negara Komunis Pertama

Fasisme mulai berkuasa melalui tekanan dari jalan-jalan, dukungan dari kelompok elite politik, aktivis agrarian, dan bisnis yang menjadi pilar negara. Tekanan dari kaum fasis untuk mendapatkan kekuasaan semakin mendekat dan pada akhirnya di musim gugur rencana untuk membuat ‘March on Rome’ terlaksana. Para politisi liberal diberikan pilihan yang sulit karena jika mereka melawan, pasukan militer dan polisi yang bersikap ambivalen mungkin akan menolak melawan kaum fasis. Mereka akhirnya setuju dengan cara yang paling aman yaitu menempatkan kaum fasis dalam pemerintahan. Fasisme digunakan sebagai sumber alternatif untuk meraih dukungan massa karena kaum liberal membalas kekalahannya ketika partai katolik dan sosialis diberikan suara dari mereka. Pada tahun 1922, Mussolini dan ribuan dari para kaum fasis nantinya melakukan “March on Rome” yang nantinya membuat Mussolini mendapatkan kekuasaan di Italia.

Mussolini dan lainnya dalam “March on Rome” (Sumber: Illustrazione Italiana, 1922, n. 45)

Negara Fasis Italia

Pada tanggal 23 Oktober 1922, Mussolini menjadi perdana menteri. Pada masa kampanye nya, kaum fasis terlibat dalam perkelahian melawan kaum sosialis. Terbunuhnya Giacomo Metteotti, juru bicara sosialis membuat keadaan makin memanas, Mussolini pun tersangkut kasus kejahatan. Mussolini yang pada awalnya memberikan konsesi pada kaum konservatif justru membuat kelompok radikal lebih menuntut akan adanya sebuah revolusi. Bisnis diberi tekanan dari Serikat Buruh Fasis sedangkan kaum perempuan fasis memperbaharui tuntutan untuk memperoleh hak pilih. Pada bulan Januari 1925, Mussolini tunduk kepada tekanan radikal dan mendeklarasikan niatnya untuk mewujudkan sebuah rezim fasis yang sejati.  

Tidak dapat diragukan lagi jika kaum Liberal yang berkuasa, kaum fasis akan meninggalkan terror, dan bertindak dalam batas-batas konstitusi. Tetapi pada hal ini kaum liberal yang salah karena mereka telah salah menilai watak anti demokratik fasisme. Pada sekitar tahun 1925-26, kaum non fasis yang ada di kabinetnya disingkirkan, membubarkan partai oposisi, menghancurkan serikat buruh independen, menindas koran-koran oposisi, menggantikan mayor-mayor lokal dengan para pejabat fasis, dan mengorganisir polisi rahasia untuk menangkapi para pembuat masalah. Banyak dari anti fasis yang diusir atau meninggalkan negaranya.  Kaum fasis di italia menggunakan organisasi massa dan media massa untuk mengendalikan pikiran dan mengatur perilaku. Untuk menyampaikan pesan bahwa Mussolini adalah pemimpin yang jantan, Ia menyuruh agar dirinya difoto telanjang dada atau berseragam dan menggunakan topi baja. Buku-buku di sekolahan menggambarkan dia sebagai penyelamat bangsa.  

Ilustrasi Mussolini sebagai Propaganda (Sumber: SpringerLink)

Propaganda fasis menanamkan sebuah ideologi disiplin dan kepatuhan dimana dalam hal itu terkandung kata-kata “Mussolini selalu benar”, “Percaya!Patuhi!Berjuang!” dan lain-lain. Selain itu pers, radio, dan film juga mengidealkan kehidupan di bawah fasisme yang mengatakan bahwa fasisme lah yang telah menghapuskan kejahatan, kemiskinan, dan ketegangan-ketegangan social. Para guru dan professor universitas dipaksa bersumpah kepada pemerintahan fasis dan murid-muridnya untuk mengkritik para pelajar jika mempunya sikap liberal. Fasis menarik jutaan orang-orang muda untuk ikut kedalamnya dan disana mereka ikut dalam melaksanakan upacara patriotik, menyanyikan lagu-lagu fasis, dan mengenakan seragam fasis. 

Ekonomi dibawah Pemerintahan Fasisme

Masalah ekonomi Italia yang sudah menjadi masalah sejak dulu, tidak juga terpecahkan di bawah pemerintahan fasis. Untuk membatasi ekspor modal dan mengurangi ketergantungan nasional pada impor, Mussolini berusaha untuk membuat Italia berswasembada, ia memerintahkan agar rezim fasis mengolah lahan-lahan pinggiran dan mendesak petani untuk lebih memusatkan fokusnya kepada gandum daripada tanaman lain. Hal ini dapat dinamakan sebagai “Pertempuran Gandum” yang dimulai pada tahun 1925.

Baca Juga :   Pertempuran Malazgirt; Masuknya Bangsa Turk ke Semenanjung Anatolia
Gambar Propaganda dari Mussolini dalam “Pertempuran Gandum” (Sumber: Imgur)

Meskipun panen gandumnya melimpah, hasil pertanian secara menyeluruh merosot. Hal ini disebabkan karena salahnya wilayah penanaman gandum karena gandumnya ditanam di lahan yang lebih cocok untuk peternakan hewan dan buah. Selanjutnya, untuk membuat Italia swasembada secara industri, rezim membatasi impor barang luar negeri, yang menyebabkan para konsumen Italia untuk membayar harga yang lebih mahal untuk barang-barang produksi dalam negeri. Mussolini ditampakkan sebagai pelindung rakyat kecil tetapi dibalik semua itu, rezimnya mendapatkan kekuasaan dan keuntungan bisnis besar tumbuh dan standar hidup para petani kecil dan pekerja perkotaan merosot.  

Referensi:

Kristeva, Nur Sayyid Santoso. 2010. Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme, Anarkisme dan Marxisme, Konservatisme. Eye on The Revolution Press.

Passmore, Kevin. 2018. Fasisme Sebuah Pengantar Ringkas. Yogyakarta: BASABASI

Payne, Stanley G. 2003. A History of Fascism 1914-1945. Routledge.

Perry, Marvin. 2014. Peradaban Barat (Dari Revolusi Perancis Hingga Zaman Global), Bantul: Kreasi Wacana

Robson, Mark. 2006. Italy: The Rise of Fascism 1915-45 (edisi ketiga), London: Hodder Education.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts