Dinamika Gejolak Revolusi Melati 

Kawasan Timur Tengah pada akhir 2010 hingga awal 2011 kembali ditimpa pergolakan politik. Selain itu, Revolusi Melati telah menjadi awal perkembangan fenomena Arab Spring di kawasan Timur Tengah. Arab Spring merupakan gerakan masyarakat untuk melancarkan protes atau pemberontakan terhadap rezim otoriter di suatu negara Arab. Hal ini mereka lakukan untuk memperjuangkan kehidupan demokrasi di kawasan tertentu. Kejadian ini dimulai dari sebuah aksi bakar diri atau self immolation oleh pemuda Tunisia. Selanjutnya peristiwa ini menjadi efek domino yang memengaruhi negara lain di kawasan Timur Tengah.

Oleh Yopi Sanjaya

Penyebab Revolusi Melati

Revolusi Melati awalnya muncul di Tunisia. Perlu diketahui pula revolusi ini muncul bukan karena tanpa alasan yang jelas. Adapun latar belakang dari revolusi Melati sebagai berikut:

  1. Kondisi Timur Tengah yang mengalami kesenjangan sosial dan angka pengangguran yang tinggi.
  2. Korupsi dan penyalahgunaan wewenang dari pejabat dan keluarga rezim.
  3. Pemerintahan yang bersifat otoriter dan melanggar HAM terutama Rezim Zainal Abidin di Tunisia.

Menurut buku yang berjudul Revolusi Timur Tengah, Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negara Timur Tengah karya Apriadi Tamburaka mengungkapkan reaksi masyarakat pada revolusi ini diantaranya:

  1. Revolusi yang menjalar dari Tunisia ke negara-negara Arab lainnya karena bangsa Arab memiliki rasa solidaritas dan sepenanggungan.
  2. Rakyat di sejumlah negara – negara Arab secara historis merasakan pahit sejak penjajahan kolonialisme.
  3. Rakyat di negara-negara Arab selama pasca kemerdekaan belum menikmati kemerdekaan penuh secara politik maupun ekonomi.

Meskipun Timur Tengah memiliki sumber daya alam yang melimpah berupa minyak bumi, tetapi rata-rata pendapatan perkapita hanya sekitar 2 dolar perhari. Hal inilah tidak sebanding dengan besarnya pendapatan yang diterima oleh negara sektor minyak. Bahkan, berdasarkan laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyatakan bahwa Timur Tengah mempunyai tingkat pengangguran tertinggi. 

Di sisi lain, pemerintah sangat kesulitan untuk membebaskan rakyatnya dari belenggu kemiskinan. Selain itu, pemerintah sangat anti terhadap kritik karena bertindak memenjarakan para tahanan politik, kebebasan pers dibatasi hingga facebook dan internet diblokir. Mereka sangat mengekang para aktivis demokrasi di bawah naungan kekuatan birokrasi dan militer. Upaya menerapkan tindakan tersebut bertujuan untuk menghadang koneksi para demonstran.

Proses jalannya Revolusi Melati di Timur Tengah

Revolusi ini diawali oleh Muhammad Boauazizi (pemuda Tunisia) yang melakukan pembakaran diri. Hal ini sebagai ekspresi keputusasaan karena kesulitan ekonomi yang dialaminya. Kejadian itu ternyata memicu aksi demonstrasi untuk menuntut Zine El-Abidine Ben Ali selaku Presiden Tunisia untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Sesuatu yang perlu diulik adalah Tunisia yang dianggap sebagai negara pelopor Arab Spring. Peristiwa Revolusi Melati di Tunisia berlangsung sejak 18 Desember 2010 hingga 14 Januari 2011. Di sisi lain, pemerintah Tunisia menghentikan demonstrasi dengan cara kekerasan melalui aparat keamanan.

Aksi bakar diri juga dilakukan oleh Abdou Abdel Moneim di depan Parlemen Mesir. Hal ini menimbulkan demonstrasi untuk menuntut Presiden Hosni Mubarak melepaskan jabatan yang telah dipegang selama 30 tahun. Kalangan anak Muda  membawa masa secara besar-besaran sejak 25-11 Februari 2011. Selain itu, tindakan bakar diri dilakukan oleh Mohsen Bouterfif (pemuda Aljazair) karena kegagalan menemui wali kota pada 13 Januari 2011. Hal ini pula memicu demonstrasi di mana-mana yang mengakibatkan bentrokan dengan aparat keamanan.

Gelombang protes Arab Spring pun terjadi di Yaman pada akhir Januari 2011. Hal ini dilatarbelakangi karena gejolak perekonomian negara, tidak ada lapangan pekerjaan bagi rakyat, korupsi, dan usulan pemerintah pada modifikasi konstitusi. Bahkan, tuntutan ini pun menyerukan agar Ali Abdullah Saleh mengundurkan diri sebagai presiden Yaman. Demonstrasi secara besar-besaran pun dilakukan di Sana’a dengan sejumlah lebih 16.000 jiwa pada 27 Januari 2011. Hal ini mengakibatkan Saleh tidak akan mengikuti pemilihan presiden serta tidak akan mewariskan kekuasaannya kepada putranya.  Kemudian peralihan kekuasaan terjadi pada 23 Mei 2011 kepada wakilnya bernama Abdul Rab Mansul Al Hadi. 

Baca Juga :   Laksamana Cheng Ho: Ekspedisi dan Penyebaran Islam di Nusantara Pada Abad ke-14

Setelah itu, Arab Spring di Bahrain menuntut reformasi dari protes masa pada bulan Februari 2011 yang dipimpin oleh aktivis hak asasi manusia. Sedangkan pemerintah menuduh aktivis anti pemerintah. Namun, gelombang protes ini ditumpas oleh pasukan keamanan dengan kekerasan dan penyiksaan secara berlebihan. Sedangkan di Syria terjadinya Arab Spring disebabkan oleh kelompok remaja yang menggambar slogan anti pemerintahan di kota Daraa pada 11 Maret 2011. Hal ini memicu kemarahan pemerintah untuk melakukan tindakan brutal terhadap demonstran. Di sisi lain, Dewan Kepemimpinan untuk oposisi Suriah didirikan di Istanbul pada Agustus 2011. Mereka mulai melancarkan oposisi dengan serangan kepada pasukan pemerintahan. Perlu diketahui pula bahwa kedatangan delegasi perdamaian dari Liga Arab pada Desember 2011 tidak banyak mengurangi kekerasan. 

Selain itu, Arab Spring di Libya menyebabkan konflik perang saudara antara pasukan pemerintah Libya di bawah kepemimpinan Muammar Al-Qaddafi dengan golongan pergerakan National Transitional Counci. Gelombang protes yang terjadi pada Februari 2011 meningkat cepat menjadi pemberontakan bersenjata. Sedangkan perlawanan ini pun dibalas oleh pasukan Qaddafi dengan tindakan represif dan penggunaan senjata api. Perang saudara ini pun mengundang pihak negara – negara barat yaitu NATO untuk mencampuri pertempuran. Selanjutnya, pasukan NTC dan NATO melakukan penyerangan terhadap Qaddafi pada 19 Maret 2011. Mereka berhasil melumpuhkan pasukan Qaddafi di Sirte dengan luka tembak di kepala. 

Arah Revolusi Melati

Revolusi Melati yang terjadi di kawasan Timur Tengah memang sangat menarik untuk dikaji. Arah revolusi ini pun dipertanyakan karena belum menunjukan titik terang. Rakyat dan pemerintah yang dilanda revolusi ini sedang merestruklisasi ulang negaranya. Banyak para ahli yang berbeda pendapat dalam mengambil sudut pandang Arab Spring diantaranya:

Revolusi Melati adalah bagian dari skenario Amerika Serikat untuk mendemokratisasikan Timur Tengah. Pada revolusi ini tidak hanya semata-mata dipicu oleh kondisi internal negara, tetapi ada sebuah kekuatan dari luar yang menggerakan yaitu Amerika Serikat. Meskipun secara fisik tidak begitu dominan peranannya, tetapi dapat dirasakan kekuatan dan kehadirannya.

Revolusi Melati merupakan revolusi yang terjadi secara spontan karena tergerak dengan sendirinya akibat kondisi internal negara yang parah di berbagai bidang. Hal ini menjadikan akumulasi kemarahan rakyat terhadap rezim yang berkuasa dan tidak ada unsur campur tangan asing.

Gejolak revolusi melati yang terjadi di berbagai kawasan negara Timur Tengah yang terjadi secara cepat, tetapi memang agak sulit dimengerti. Peran rakyat terhadap militer sangat besar dalam mencapai keberhasilan revolusi. Jika kaum militer maupun rakyat telah mengambil alih kekuasaan, maka yang terjadi hanya sebuah pergantian kekuasaan saja. Namun, perubahan sistem dan tujuan revolusi menjadi sia – sia karena kenyataannya tidak semulus yang diharapkan.

Referensi

Isawati. (2013). Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat) Jilid 2. Yogyakarta: Ombak.

Printina, B.I. (2018). Sejarah Asia Barat Modern dari Nasionalisme sampai Perang Teluk ke-III. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts