Dari John Henry sampai Kasparov: Ketika Manusia Di Hadapkan Dengan Mesin

Oleh: Suden

Kisah mengenai manusia melawan mesin telah dikenal lama oleh masyarakat Amerika. Pada waktu itu Virginia Barat memasuki abad ke-19, dimana gerombolan buruh telah gencar membangun jalur rel kereta api. Dari segerombolan buruh tersebut, lahirlah sebuah legenda bernama John Henry, legenda tersebut terekam jelas oleh beberapa masyarakat di sana. 

Di dalam legenda tersebut John Henry bekerja sebagai buruh, ia mengendalikan palu dengan memasang paku di sepanjang lintasan rel kereta. Sang legenda dikenal dapat mengendalikan palu lebih cepat dari buruh lainnya, bahkan hanya dengan satu pukulan saja lintasan kereta berhasil dipasang. Hal tersebut menjadikannya begitu disegani oleh buruh lainnya.

Suatu ketika, datang seorang pedagang menawarkan sebuah mesin bertenaga uap. Mesin itu diklaim paling unggul dalam memasang rel kereta bahkan dari kemampuan manusia sekaligus. Namun, sang legenda menyangkal klaim tersebut, ia pun berkata, “Roda gigi dan pelumas itu tidak sebanding dengan otot manusia.” Kemudian, ia menantang mesin itu untuk membangun rel kereta di sepanjang lereng bukit.

Keesokannya, demi membuktikan ketangguhan antara manusia dan mesin, diadakan lah sebuah pertandingan. Mesin bertenaga uap itu mengambil bagian kanan, sedangkan John Henry di bagian kiri rel kereta. Pertandingan tersebut berlangsung begitu sengit, keduanya berambisi membangun rel kereta. 

jHON HENRY WAS DIED
(John Henry tewas dengan menggenggam palu)

Ketika memasuki garis akhir, pertandingan akhirnya dimenangkan oleh sang legenda dengan sorak kegirangan dari kawan-kawannya. Namun, akibat kelelahan yang luar biasa akhirnya sang legenda pun tumbang dan tewas dengan menggenggam palu. Sedangkan, mesin uap itu masih dapat berfungsi tanpa mengalami gangguan.

Memasuki akhir abad ke-20, Garry Kasparov dinobatkan sebagai pemain catur terbaik dunia pada masa itu. Selama satu dekade, tidak satupun manusia dapat menyaingi kelihaiannya dalam mengendalikan bidak catur.

Namun pada tahun 1997, Garry Kasparov mesti bertanding menghadapi Superkomputer IBM atau awam dipanggil sebagai Deep Blue. Mesin tersebut dirancang khusus hanya untuk bermain catur. Dan hasil pertandingannya begitu mengejutkan, Deep Blue berhasil mengalahkan pemain catur terbaik dunia.

97830254_ec00d8d0f8_o (1)
(Gary Kasparov melawan Deep Blue)
Sumber: https://www.flickr.com/photos/hugonorsing/97830254

Bagi Garry Kasparov, selama pertandingan ia sangat bergantung pada kekuatan memori dan emosi lawanya. Namun baginya pertandingan itu sangatlah berbeda, Deep Blue telah diprogram dengan sangat baik. Baginya, menerka emosi mesin jauh lebih sulit, jika sedang tertekan mesin tidak perlu mengalami sesak napas, mesin tidak pernah merasa cemas mengenai headline di media cetak, bahkan mesin tak peduli apa yang sudah dilakukannya.

Dalam kekuatan memori, bagi Garry Kasparov ia hanya dapat membaca dan mengendalikan bidak catur antara satu sampai tiga langkah perdetik, sedangkan Deep Blue dapat menganalisa antara dua sampai tiga juta langkah setiap detiknya, Sangat jauh sekali perbandingannya.  

Berangkat dari sejarah kedua tokoh tersebut, manusia dapat mengembangkan mesin semacam Deep Blue dalam bermain catur, bahkan dapat mengalahkan pemain catur terbaik dunia sekalipun. Manusia dapat menciptakan mesin uap, bahkan tanpa perlu mengkhawatirkan beban fisik seperti sang legenda John Henry.

kita juga paham bahwa teknologi dapat bersaing atau bahkan lebih unggul dari kemampuan manusia. Kedua tokoh tersebut adalah bagian dari kisah betapa menakutkannya perkembangan mesin. Mesin dapat menjalankan tugasnya jauh lebih efektif dan efisien ketimbang manusia, mungkin dapat mengancam manusia. Lantas pertanyaannya, mengapa teknologi begitu mengerikan?

Atau mungkin manusia dapat bekerja sama dengan mesin? Atau daripada kita sibuk berprasangka betapa menakutkannya teknologi akan mengancam manusia, mungkinkah kita mengerahkan tenaga untuk membuat teknologi dapat bekerja sama memecahkan masalah manusia? Membantu dalam memecahkan masalah sosial, ekonomi, politik hingga masalah kesehatan semacam Covid-19? 

Baca Juga :   Sejarah Reverse Vending Machine Untuk untuk Bumi yang Lebih Baik

Sumber: 

  1. TED. (2017, 20 Juni). Don’t Fear Intelligent Machines. Work With Them: Garry Kasparov [Berkas Video]. Diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=NP8xt8o4_5Q&t=12s 
  2. Harold, Aldren. (1962). John Henry and His Hammer. New York: Knopf.
  3. Kasparov, G. (2018). Deep Thinking: Where Machine Intelligence Ends and Human Creativity Begins. New York: Public Affairs.
  4. Arhami, M. (2006). Konsep Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts