Bob Dylan; Sumbangan bagi Amerika dan Dunia Musik di Sepertiga Terakhir Abad Ke-20

Bagi kita lahir di dekade 80-an kebawah, bukanlah hal yang asing apabila  mendengar nama The Beatles. Namun selain The Beatles, pada masa itu ada juga salah satu pemusik asal Amerika yang juga akrab dengan para personil Beatles, yakni Bob Dylan.

Oleh Aditya Billy Y. Susanto

The Beatles menjadi Band tersohor pada masanya dan sudah melakukan tur keliling dunia. Grup musik ini disinyalir menjadi grup musik tersukses secara komersial dan paling banyak mendapat pujian dalam dunia musik. Banyak dari para musisi di era sekarang dan juga era-era terdahulu menjadikan The Beatles sebagai acuan dan inspirasi dalam berkarya dari segi musik pengiring, vokal, nada, instrument dan gaya bermain. Pada masa The Beatles, ada juga salah satu pemusik asal Amerika yang juga akrab dengan para personil Beatles, yakni Bob Dylan. Mungkin nama Bob Dylan tidak sementereng nama The Beatles atau menjadi acuan bagi para musisi dalam berkarya. Namun masyarakat perlu tahu bahwa siapa Bob Dylan ini. 

Bob Dylan atau dikenal memiliki nama lengkap Robert Allen Zimmerman  lahir pada tanggal 24 Mei tahun 1941. Nama Dylan terinspirasi dari nama seorang  penyair Dylan Thomas. Selama karirnya dalam dunia musik, Dylan telah mencengangkan telinga masyarakat dengan karya-karyanya yang fenomenal. Sebut saja lagu Blowin’in the Wind, The Times They Are A-Changin yang menjadi lagu wajib dari gerakan anti perang dan gerakan hak-hak sipil masyarakat. 

Selama karirnya dalam dunia musik, Dylan berhasil membawa perubahan dan genre baru dalam dunia musik. Contohnya adalah genre folk rock dan country rock. Sebagai seorang musisi, penulis, penyair, dan penulis lagu, Dylan telah memberikan nuansa tradisional musik Amerika yang dikemas dalam konsep modern. Perlu digaris bawahi bahwa Dylan menempati urutan kedua dalam majalah musik Rolling Stone dalam daftar “Greatest Artists of All Time”. Bob Dylan hanya kalah satu peringkat di bawah  grup band legendaris asal Britania Raya, yakni The Beatles. 

Padahal di antara Dylan dan The Beatles, keduanya sama-sama saling merancang konsep musik pada eranya, juga sesekali berada dalam satu panggung pada pagelaran festival musik di barat. Dylan juga sering mendengarkan karya-karya fenomenal dari The Beatles begitupun sebaliknya dengan The Beatles. Beatles sendiri juga kerap kali mendengarkan beberapa karya-karya fenomenal dari Bob Dylan. Hal ini menjadikan grup band The Beatles dan Bob Dylan sering memberikan apresiasi, bertukar pikiran dan warna baru dalam dunia musik.

Salah satu instrumen yang sering digunakan Dylan saat berada di atas panggung adalah gitar, harmonika, piano, dan bass. Bukan tidak mungkin bahwa instrumen gitar menjadi hal yang sederhana dan dapat dimainkan oleh semua masyarakat di  seluruh dunia, termasuk juga dengan Dylan. Dylan memainkan instrumen gitarnya dan memfokuskan karirnya dalam dunia musik tepat pada saat usianya menginjak 20 tahun dengan menandatangani kontrak bersama Columbia Record.

Memperkenalkan ganja pada anggota The Beatles

Menjadi seorang musisi kenamaan di dekade 80an menjadikan popularitasnya kian naik dan memberikan banyak dampak bagi pendengar dan dunia musik pada zamannya. Begitu juga dengan Dylan. Kedekatan Dylan dengan The Beatles mulai terjalin pada tahun 1964 saat mereka berada pada salah satu hotel di Demonico New York seusai pesta. 

Mereka bertemu dalam satu hotel usai pagelaran pentas yang berlangsung di New York. Tidak disangka, di hotel inilah Dylan memperkenalkan Ganja kepada John Lennon dan punggawa The Beatles lainnya. Pada awalnya Dylan menawarkan benda tersebut kepada Ringo pemain drum The Beatles. Setelah Ringo merasakan akhirnya ia berjalan linglung usai menghisap pemberian Ganja dari Dylan. Hal ini menjadikan personil The Beatles lainya merasa kebingungan dan rasa penasaran dengan apa yang terjadi pada Ringo malam itu usai bertemu dengan Dylan. Sontak saja Paul McCartney dkk. menjadi bertanya-tanya tentang apa yang terjadi kepada Ringo.

Baca Juga :   Islam dan Ideologi Sosialisme Menurut H.O.S. Tjokroaminoto

Pada akhirnya Paul, John, dan George juga ikut menikmati ganja dari Dylan malam itu. Semenjak malam itulah terjadi hal yang luar biasa menurut Paul McCartney. Hal inilah yang menjadikan The Beatles dan Dylan menjadi akrab dan kerap berkumpul bersama. Paul mengatakan  pengalamnya yang terjadi malam itu ketika bersama Dylan dalam Adam Buxton Podcast.

Saya mengingatnya dengan cukup baik. Kami tinggal di hotel itu dan saya rasa kami sedang tur. Jadi kami semua bersama di kamar hotel, kami sedang minum-minum, lalu Bob tiba” Ujarnya, dilansir dari Ultimate Classic Rock.

Paul menyebutkan bahwa pengalaman itu adalah pengalaman yang tidak terlupakan  bagi The Beatles dan Bob Dylan. Namun, pada tahun 2015 tepat pada hari ulang tahunnya Paul McCartney memutuskan untuk berhenti minum-minum dan merokok ganja demi cucu kesayangannya. Ia mengatakan demikian karena ia tidak ingin memberikan contoh buruk kepada anak dan cucunya. 

Sumbangan Bagi Musik Amerika

Sejak kecil, Dylan tinggal berpindah-pindah dari rumah satu ke rumah lainnya bersama dengan kedua orang tuanya. Sebab saat itu banyak dari kalangan masyarakat sipil melakukan aksi protes anti-Yahudi di tempat tinggalnya. Kehidupan yang berpindah-pindah inilah membuat Dylan tidak begitu banyak mempunyai teman untuk bermain dan bermusik.

Dylan pertama kali menggemari musik pada saat ia SMA. Dirinya membentuk band pertamanya yang dinamai Golden Chords. Dylan kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas of Minnesota. Pada saat berkuliah, Dylan banyak menghabiskan waktunya untuk bermain musik dan banyak memainkan lagu-lagu rock and roll dan folk. Karena terlalu fokus dalam karir musiknya, Dylan sempat berhenti kuliah dan sering mengambil job untuk bernyanyi di kafe-kafe. 

“The answer my friend is blowin’in the wind”

“The answer is blow’in the wind”

Bagi masyarakat di zaman sekarang, lirik ini yang akan teringat ketika mendengar nama Bob Dylan. Namun, Dylan tidak hanya diingat karena lirik lagunya Dirinya juga dikenal karena dekat dengan beberapa peristiwa penting dalam sejarah seperti perang Vietnam, aksi diskriminasi yang terjadi pada orang-orang kulit hitam dan banyak aksi protes kepada pemerintah. 

Bersama dengan Joan Baez (musisi folk wanita), Dylan mulai menjadi ikon Civil Right Movement. Keduanya sama-sama memperjuangkan aksi atas dasar manusia dan hak asasi. Dylan dan Joan Baez sempat menyanyikan lagu yang berjudul The Times They Are a-Changin dari album ketiga Bob Dylan pada sebuah acara March on Washington. Lagu ini dan lagu Blowin in The Wind adalah lagu yang dinyanyikan dan digunakan oleh Civil Right Movement Amerika untuk menentang perang dan aksi diskriminasi pada orang kulit hitam di Amerika. 

Gaya pengiringan music Dylan yang menggunakan instrumen gitar dan harmonika menjadi ingatan pekat di telinga masyarakat pada masa itu. Lirik-lirik dalam berbagai lagu Dylan juga menjunjung tinggi kedamaian dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Contoh saja lagu Dylan yang berjudul Knockin on Heavens Door. Lagu ini menceritakan tentang perdamaian yang harus dilakukan pada saat terjadinya perang Vietnam serta menuntut pemerintah untuk menghentikan perang yang terjadi pada masa itu. Lagu ini sebagai bentuk ekspresi Dylan  untuk menghormati prajurit-prajurit yang wafat akibat perang. Dylan juga dikenal sebagai pahlawan bagi mantan prajurit Amerika Serikat pada masa perang Vietnam terjadi. 

Lewat gaya musik dan lirik-lirik yang penuh makna, Dylan banyak dikenal oleh masyarakat Amerika Serikat pada masa itu. Nama Bob Dylan juga memberikan pengaruh apik dalam kancah musik dunia Amerika. Perlu diketahui bahwa musiK Bob Dylan adalah gaya musik yang mempertahankan musik Tradisional Amerika di sepertiga abad ke-20 sebagai media ekspresi yang dikemas dalam konsep modern. 

Baca Juga :   Bapak Republik dan Partai Republik Indonesia

Karirnya sebagai seorang musisi dan aktivis sosial, Dylan  banyak mendapatkan penghargaan yang bergengsi. Ia mendapatkan sebelas penghargaan Grammy Awards, Academy Awards dan Golden Globe Awards. Dylan juga mendapatkan The Rock And Roll Hall of Fame, Nashville Songwriters Hall of fame dan Songwriters Hall of Fame di tahun 1988. 

Di usianya yang kini sudah tidak lagi muda, Dylan banyak menghabiskan waktunya untuk tour konser dan melukis. Banyak dari masyarakat yang beranggapan bahwa musik hanya untuk didengar, tetapi tidak dengan Dylan. Bagi Dylan sendiri musik tidak hanya bernyanyi dan memainkan alat musik semata, justru musik adalah salah satu sarana komunikasi yang hebat untuk membuat perubahan besar bagi dunia.

Daftar Referensi

Gray, Michael (2006), The Bob Dylan Encyclopedia, Continuum International

Beatles, The (2000), The Beatles Anthology, Casekk & Co.

Thompson, Dave (2002), The Music Lover’s Guide to Record Collecting, Backbeat Books.

Brackett, Nathan, with Christian Hoard (2004), The New Rolling Stone Album Guide (ed. 4th), Fireside. 

Crow, Cameron (1985). Nota album sebagai Biograph oleh Bob Dylan (booklet). New York: Columbia Records. 

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts