Regulasi Title IX dan Semangat Profesionalisme Bola Basket Perempuan

Women’s National Basketball Association (WNBA) yang dinikmati oleh jutaan pasang mata baik di Amerika Serikat maupun seluruh dunia saat ini merupakan berkat pengesahan regulasi Title IX pada 1972. Para atlet perempuan menuntut kesetaraan gender dalam bidang olahraga, dan tercantum dalam peraturan bernama Title IX. Title IX membuka asa para perempuan yang menggeluti bola basket untuk menjadi pebasket profesional.

Oleh: Muhammad Rizky Suryana

Title IX, Upaya Menghapuskan Diskriminasi Gender

Title IX merupakan aturan yang dibuat untuk menghindari diskriminasi gender di kampus, terutama di bidang olahraga. Isi dari Title IX juga menekankan partisipasi lebih perempuan di dunia olahraga. Lebih lengkapnya berbunyi seperti ini:

Tidak ada seorang pun di Amerika Serikat, apapun jenis kelaminnya, yang akan dikeluarkan dari keikutsertaannya, ditolak manfaatnya, atau dikenai diskriminasi dalam program atau kegiatan pendidikan yang menerima bantuan keuangan dari pemerintah federal.”

Regulasi ini merupakan perkembangan dari pengesahan Undang-undang (UU) Hak Sipil di tahun 1964. Undang-undang Hak Sipil ini diberlakukan untuk menyudahi diskriminasi, tidak hanya gender, namun juga kepada aspek lain seperti warna kulit, agama, dan etnis di bidang pekerjaan apapun. Baik pekerjaan di lembaga swasta maupun di lembaga pemerintahan. Semua orang berhak diakomodasi, terlepas dari apapun identitasnya.

Pemberlakuan Title IX ini diamandemen pada tahun 1972, setelah gelombang protes dari mahasiswa melatarbelakangi regulasi ini. Mereka secara tegas menuntut Pemerintah Amerika Serikat memasukkan juga perihal diskriminasi gender dalam dunia pendidikan. 

Inisiasi Title IX di meja senat diawali oleh kalimat Birch Bayh, senator dari negara bagian Indiana pada 1971. Dalam sambutannya di meja senat, Bayh menekankan bahwa harus ada peraturan yang mengakomodasi keadilan gender dalam UU Pendidikan Tinggi 1965. Bayh menyatakan dengan tegas dalam sambutannya di rapat senat, tentang stigma negatif perempuan dalam dunia pendidikan.

Kita semua akrab dengan stigma (bahwa) perempuan masuk ke perguruan tinggi untuk mencari suami, dan akhirnya menikah, punya anak, dan tidak pernah bekerja lagi.”

Ia kemudian mengusulkan amandemen UU Pendidikan Tinggi dengan memasukkan perihal penghapusan diskriminasi gender. Bayh menyatakan bahwa perempuan layak diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, mengembangkan keterampilan, dan mendapatkan upah yang setara dengan laki-laki atas profesinya.

Senator Birch Bayh (memakai jaket abu-abu) sedang berlari bersama dengan pelari dari Purdue University. (Nama file: BirchWorkout) Sumber: Senatorial Papers of Birch Bayh, Indiana University (dilansir dari Wikipedia)

Setahun setelah orasi Bayh di meja senat, Presiden Amerika Serikat Richard Nixon menandatangani Title IX pada 23 Juni 1972. Ini merupakan tonggak awal bagi para perempuan untuk mendapatkan akses yang setara di dunia pendidikan, termasuk dalam hal kegiatan non-akademik seperti bola basket.

Wadah Kompetisi Bola Basket Perempuan Terbentuk

Setelah Pemerintah Amerika Serikat menyetujui regulasi Title IX, kemudian peluang perempuan untuk berkompetisi dalam bidang olahraga terbuka luas. Association for Intercollegiate Athletics for Women (AIAW) dibentuk pada 1972 dan menyertakan enam belas tim bola basket perempuan sebagai kontestan turnamen tersebut. Kemudian, Immaculata College dari Pennsylvania keluar sebagai juara perdana turnamen ini setelah mengalahkan West Chester State dengan skor 52-48.

Cathy Rush, pelatih Immaculata dikutip dari New York Times mengatakan bahwa tim bola basket perempuan yang dilatihnya pada mulanya tanpa beasiswa atlet, tanpa asisten pelatih, tanpa pelatih, dan tidak memiliki uang. Para pemainnya berpikir untuk tidak menjadi atlet bola basket karena masalah ini. Namun, setelah regulasi Title IX dikeluarkan, beberapa kampus mendorong adanya beasiswa atlet yang diberikan untuk perempuan. Tidak terbatas pada laki-laki.

Baca Juga :   Buruh Perempuan dalam Industri Gula di Surakarta 1860-an hingga 1930

AIAW ini kemudian melebur ke dalam National Collegiate Athletic Association (NCAA) mulai tahun 1982. NCAA adalah program olahraga terbesar dan terpopuler di Amerika Serikat. Dengan demikian, terbukanya atlet bola basket perempuan untuk mendapatkan beasiswa semakin besar dan NCAA dijadikan batu loncatan untuk meniti karir sebagai pemain profesional.

Profesionalisme pebasket perempuan semakin terakomodasi dengan hadirnya Women’s Professional Basketball League (WBL). Ide ini hadir dari seorang lulusan Ohio State University bernama Bill Byrne pada 1977. 

Ia melihat kesuksesan National Basketball Association (NBA) yang memuncak pada dekade 1970’an. Juga gairah bola basket perempuan yang bangkit akibat pemberlakuan regulasi Title IX. Dalam buku Mad Seasons – The Story of the First Women’s National Basketball League karya Karra Porter tertulis bahwa kebangkitan bola basket perempuan tidak sekadar omong kosong. Ia menulis bahwa pada musim 1976-1977 di AIAW partisipasi pebasket perempuan melonjak sampai 28 persen. Sebelumnya, ketika AIAW bergulir pada 1972 hanya sebesar 7 persen perempuan yang berpartisipasi. Lonjakan ini juga menjadikan bola basket perempuan melakukan debutnya pada Olimpiade Montreal 1976.

Poster kompetisi WPBL pada 1978. (Nama file: 78wpbl) Sumber: https://funwhileitlasted.net/womens-professional-basketball-league-1978-1981/

Kompetisi WBL dimulai pada 1978 oleh Byrne dan menampilkan delapan tim profesional – Chicago Hustle, Dayton Rockettes, Houston Angels, Iowa Cornets, Milwaukee Does, Minnesota Fillies, New Jersey Gems, dan New York Stars. Sayangnya, kompetisi ini tidak berlangsung lama dan berakhir pada tahun 1981 sebelum tergantikan oleh Women’s American Basketball Association tiga tahun setelahnya. Berakhirnya WBL ini dikarenakan persiapan tim bola basket Amerika Serikat yang berantakan setelah Amerika Serikat memboikot penyelenggaraan Olimpiade Moskow 1980 karena serangan Uni Soviet ke Afghanistan.

Aksi pebasket perempuan dari Queens College di Madison Garden pada 1975.
 (Nama file: basketball) Sumber: Getty Images

Pembentukan WBL ini kemudian diikuti oleh Australia yang membentuk kompetisi Women’s National Basketball League pada 1981 dan juga gelombang profesionalisme bola basket perempuan memuncak pada dekade 1990’an dan 2000’an. Termasuk juga di Indonesia, yang membentuk Kobanita pada tahun 1996 sebagai pendahulu dari kompetisi profesional lainnya seperti WNBL Indonesia (berakhir pada 2016) dan Piala Srikandi. Title IX seketika mengubah wajah bola basket perempuan dari amatir menjadi profesional.

Daftar Pustaka

Buku

Brake, Deborah L. 2010. Getting in the Game: Title IX and the Women’s Sports Revolution. New York: New York University Press.

NCAA Basketball. Pre-NCAA Statistical Leaders and AIAW Results.

Potter, Karra. 2006. Mad Seasons: The Story of the First Women’s Professional Basketball League, 1978-1981. Nebraska: University of Nebraska Press.

Surat Kabar

Litsky, Frank. 12 Maret 1995. College Basketball: When Small Schools Ruled Women’s Game. New York Times.

Internet

Rothman, Lily. 23 Juni 2017. How Title IX First Changed the World of Women’s Sports. TIME Online. https://time.com/4822600/title-ix-womens-sports/ 

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts