Arsitektur dan Peninggalan Bangunan di Era Nazi Jerman

Peninggalan Nazi Jerman tidak hanya citra buruk berupa kekerasan dan penindasan. Nazi Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler ternyata juga meninggalkan beberapa karya berupa arsitektur bangunan sebagai bentuk dari penegasan otoritasnya. Pastinya bangunan tersebut menandakan ciri khas dari kekuasaannya. Bangunan tersebut biasanya berupa monumen sejarah yang menceritakan sejarah tentang kekuasaan.


Oleh Dimas Sigit Cahyokusumo

Selain meninggalkan bekas luka yang mendalam dari para korban kekejaman, Nazi Jerman ternyata meninggalkan beberapa gedung-gedung atau arsitektur sebagai penanda kekuasaan sebuah rezim yang disebut Hitler sebagai Reich seribu tahun. Peninggalan-peninggalan Nazi Jerman sampai sekarang masih ada bentuk dan sisanya. Bangunan yang dibangun di era kepemimpinan Adolf Hitler memiliki keindahan dan nilai tersendiri. Adapun nilai itu berupa ketakutan. Hal itu bukan tanpa alasan sebab Nazi Jerman memandang arsitektur sebagai cara untuk menebar teror. Bersama-sama dengan arsitek andalannya bernama Albert Speer, Hitler menghidupkan lagi gaya arsitektur konservatif dan monolitik yang mengesankan sekaligus menakutkan bagi banyak orang. Struktur bangunan yang menakutkan itu dimaksudkan untuk memamerkan kekuasaan tak terbendung bangsa Jerman (Lumbantobing, 2017). 

Adolf Hitler dan Arsitektur Nazi Jerman

Sejak Adolf Hitler berkuasa di tahun 1933 hingga 1945, Hitler memiliki ambisi yang sangat besar untuk membangun Jerman. Salah satunya melalui pembangunan infrastruktur dan arsitektur gedung-gedung yang mewah. Meski Hitler adalah veteran tentara di era perang dunia I, kecintaan Hitler pada dunia seni dan arsitektur nyatanya tidak benar-benar hilang pada dirinya. 

Bahkan sejak dirinya diangkat sebagai Fuhrer, ia memiliki visi yang megah tentang arsitektur yang akan melambungkan ruang fisik Reich Ketiga. Hitler meningkatkan rencana arsitekturnya menjadi arahan utama pemerintahan Nazi, menciptakan kantor konstruksi untuk mewujudkan banyak ide-idenya (Martin, 2021). Namun, dalam membangun ambisinya tersebut, Hitler tidak melakukannya secara sembarangan. Konstruksi banguna dibangun sesuai obsesinya pada kekaisaran Romawi secara nilai, ukurannya, dan gayanya. Gaya turunan yang ingin diciptakan oleh Hitler dengan mengikuti konstruksi kekaisaran Romawi bukan tanpa alasan. Hitler ingin menunjukan simbol kekuasaan yang tidak dapat binasa dan menunjukkan ego sang Fuhrer sendiri (Martin, 2021). Salah satu ambisi Hitler yang paling disayangi adalah membangun monumen terbesar di dunia. 

Monumen didefinisikan secara luas sebagai struktur yang dibangun di tempat umum untuk merayakan orang atau peristiwa penting atau sejarah yang penting. Sebagai objek arsitektur, monument oleh karena itu dilihat sebagai simbol kunci representasi, digunakan sebagai perwujudan gagasan secara kiasan. Adolf Hitler sendiri menggunakan monumen sebagai sarana “memuji disiplin, keteraturan, dan kekuatan negara baru” (Studiohc, 2012).

Dengan bantuan Albert Speer, yang disebut “kepala arsitek Reich”. Hitler bermaksud untuk membangun kembali Berlin di sekitar apa yang dilihatnya sebagai jantung masa depan kekaisaran Jermanik. Balai Rakyat (Volkshalle), sebuah kubah setinggi 290 meter yang dapat menampung 180.000 orang (Pingale, n.d.). Adapun alasan Hitler ingin membangun sebuah gedung yang megah sebagai basis di dalam kekuasaanya adalah karena Hitler percaya bahwa gedung-gedung besar adalah senjata yang efektif dan bahwa dominasi politik bergantung pada pembangunan struktur yang memukau dan mengintimidasi massa, membatasi mereka untuk bertindak kritis (Pingale, n.d.). 

Selain itu, pembangunan volkshalle ini dipersiapkan untuk menjadi Welthauptstadt Germania, secara harfiah berarti “Germania, ibu kota dunia”. Sebab bagi Hitler proyek pembangunan Nazi sama pentingnya dengan perang yang dia bawa untuk menghancurkan Eropa. Dan akan memungkinkan Jerman membalas kekalahannya dalam perang dunia I. Serta memastikan kejayaannya di masa depan sebagai kekuatan dominan dunia (Martin, 2021). 

Baca Juga :   Historicism Architecture: Gapura Sebagai Bangunan Sakral Sarat Akan Makna Filosofis

Arsitektur Bangunan Peninggalan Nazi Jerman

Sejak tahun 1933 dan seterusnya, ideologi Nazi merambah hamper semua bidang kehidupan; bangunan dan perencanaan kota adalah pilar utama dari politik kekuasaan yang otoriter dan agresif. Modernisme seolah-olah ditolak dan dilarang. Sebaliknya, arsitek pilihan Hitler, terutama Albert Speer, mengorientasikan diri mereka pada elemen gaya klasik, simbolisme nasionalis, dan preferensi pribadi Fuhrer. Mereka menyesuaikan konsep dan membalasnya dengan versi totaliter mereka sendiri (Slaski, 2022). Berikut enam bangunan peninggalan Nazi Jerman: 

  1. Stadion Olimpiade

Titik tertinggi dari strategi Nazi adalah pementasan Olimpiade musim panas 1936. Hitler memposisikan Berlin sebagai pusat negara berkembang dan menggunakan acara olahraga tersebut sebagai peluang propaganda besar bagi Nazi Jerman. 

(Sumber Foto: https://www.exberliner.com/politics/nazi-architecture-in-berlin-germania/)

  1. Fehrbelliner Platz

Fehrbelliner Platz adalah tempat yang bagus untuk membayangkan seperti apa Berlin atau ibu kota Nazi ‘Germania’, seperti yang direncanakan Hitler. 

(Sumber Foto: https://www.exberliner.com/politics/nazi-architecture-in-berlin-germania/)

  1. Kementerian Keuangan Federal (Detlev-Rohwedder-Haus)

Beberapa bangunan dari era Nazi terjalin erat dengan sejarah Jerman baru-baru ini seperti Kementerian Keuangan Federal. Gedung perkantoran monumental di Wilhelmstrabe Mittre dirancang pada tahun 1935-1936 atas perintah Hermann Goring oleh arsitek yang berafiliasi dengan Nazi, Ernst Sagebiel. 

(Sumber Foto: https://www.exberliner.com/politics/nazi-architecture-in-berlin-germania/)

  1. Flughafen Tempelhof

Perencanaan dan penggunaan pertama Tempelhofer Feld sebagai lapangan terbang dimulai pada awal abad ke-20. Pada tahun 1920-an, perencana kota Berlin akhirnya memutuskan untuk membangun bandara pusat, sedangkan perluasan selanjutnya dan fasad yang perkasa adalah karya Sosialis Nasional. 

(Sumber Foto: https://www.exberliner.com/politics/nazi-architecture-in-berlin-germania/)

  1. Perkebunan di Grazer Damm

Sebuah contoh bagus arsitektur Nazi dalam perumahan adalah perkebunan di Grazer Damm di Schoneberg, dibangun antara tahun 1938 dan 1940 oleh tim arsitek yang dipimpin oleh Ludwig Spreitzer dan Carl Cramer. 

(Sumber Foto: https://www.exberliner.com/politics/nazi-architecture-in-berlin-germania/)

  1. Barak Julius Leber

Sejak tahun 1936, Nazi yang sedikit memiliki kesamaan dengan Prusia dalam hal militerisme, membangun kompleks barak berskala besar di ujung utara Berlin, yang terdiri dari sekitar 130 bangunan. Ansambel yang diplester ringan dengan atap pelana tahan bom berfungsi sebagai pangkalan utama resimen infanteri Luftwaffe ‘Jenderal Goring’. 

(Sumber Foto: https://www.exberliner.com/politics/nazi-architecture-in-berlin-germania/)

Referensi

Lumbantobing, A. (2017, Februari 6). 10 Bangunan Buatan Nazi yang Bertahan Hingga Kini. Retrieved from liputan6.com.

Martin, K. (2021, April 4). Nazi Architecture: Hitler’s Grandiose Plans for Imperial Berlin. Retrieved from magellantv.com.

Pingale, S. (n.d.). Hitler and Nazi Architecture. Retrieved from rethinkingthefuture.com.

Slaski, J. (2022, Januari 19). What Remains of Nazi Architecture in Berlin? Retrieved from exberliner.com.

studiohc. (2012, April). Monument, Ideology, Power. Retrieved from studiohc.org.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts