Karl Marx dalam Garis waktu : Hegelian muda hingga Pelopor Manifesto Komunis

“Kaum proletar tak akan kehilangan apapun kecuali belenggu mereka. Mereka akan menguasai dunia. Kaum buruh sedunia, bersatulah !”

Merupakan penggalan sabda dari seorang Karl Marx  pada basis karyanya Manifesto Komunis. Pemikirannya  tidak hanya menjadi pamflet bagi kaum buruh, tetapi juga menjelma menjadi sebuah himne dan bacaan wajib bagi front kiri Eropa yang berbicara tentang pembebasan maupun perlawanan. Berakar dari pembacaan filsafat sejarah Hegel, Marx menyulap segala sintesis pemikirannya dengan apa yang disebut sebagai “Materialisme Historis/ Materialisme Dialektika”, serta mengadopsi analisa ekonomi dan filsafatnya lewat sebuah manifesto agung para kaum buruh untuk menerawang akhir daripada Kapitalisme. 

Karl Marx menjadi pemikir abad ke 19 yang pengaruhnya sangat masif dan luas bagi peradaban Eropa bahkan seluruh dunia. Memulai pemikirannya yang dialektis lewat surat kabar Jerman Neue Rheinische Zeitung, Marx yang berusia sekitar 31 tahun dituduh sebagai orang berbahaya sekaligus penghasut rakyat untuk memberontak. Ditolak di negara kelahirannya, Marx lari ke Paris dan bertemu dengan Friedrich Engels yang nantinya akan menjadi sahabat karib Marx untuk menuliskan karya besar mereka. Diusir lagi di Paris, Marx akhirnya pergi ke London yang pada saat itu menjadi pusat industri Eropa. Hingga akhir hayatnya Marx menghabiskan sisa masa hidupnya di London mendirikan perserikatan kaum buruh (1863), menuliskan karya Manifesto Komunis (1848), dan Das Kapital II-II (1867). 

Oleh  Yeremia Ariel Krisnadi

Si anak pengacara dari Sungai Mosel, Jerman

Pada tanggal 5 Mei 1818, di tepi Sungai Mosel tepatnya di Kota Trier, Rheinland Jerman, Pasangan Heinrich dan Henrietta menyambut kelahiran anak kedua mereka, Karl Heinrich Marx. Dari delapan bersaudara, Karl merupakan putra tertua. Heinrich (Nama Baptis ayah Karl Marx, yang sebelumnya adalah Hershel)  berlatar belakang sebagai seorang Yahudi dan  pengacara Kota Trier sekaligus anggota Gereja Protestan Liberal.

Ayahnya dikenal sebagai seorang yang terpelajar dan rendah hati. Dalam catatan Isaiah Berlin pada buku Karl Marx His Life and Environment (1963), ayah Karl merupakan orang yang cenderung akomodatif dan mudah berkompromi. Ia merupakan seorang patriot dan monarkis Prussia yang gigih. Sampai pada sebuah cerita, ayahnya sangat mengidentifikasi sosok pemimpin yang ideal dari gambaran filsuf favoritnya, sampai-sampai sang Kaisar, Frederick William III dicoleknya dalam sebuah pidato bahwa perlu adanya reformasi sosial  dan politik untuk melahirkan pemimpin yang bijaksana dan baik hati. Heinrich pun cepat-cepat mencabut semua isi pidatonya karena dianggap provokatif oleh polisi Prussia. Karl yang saat itu berusia 16 tahun mempertanyakan sikap ayahnya yang selalu berkompromi atas pemikirannya sendiri. Barangkali hal tersebut menjadi gambaran bahwa figur sang ayah sangat berbanding terbalik dengan putranya, Karl yang keras kepala, tajam, dan kecintaannya yang liar terhadap kebebasan. Ibunya, Henrietta Philips tidak terlalu memainkan peran secara langsung dalam kehidupan Karl. Henrietta merupakan seorang anggota keluarga Yahudi Hungaria yang menetap di negeri Belanda, anak dari seorang rabi. 

Karl pada masa remaja telah menanamkan pemikirannya sendiri lewat latar belakang keluarga dan pendidikannya. Karl muda cukup pandai  dalam Matematika dan Teologi, tetapi minat utamanya adalah sastra dan seni. Karl menamatkan sekolahnya di Trier pada usia 17 tahun dan atas rekomendasi ayahnya, Karl menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bonn pada tahun 1835. Karl giat dalam bacaannya soal sastra romantik dan filsafat praktis soal moral dan agama. Selain pendidikan menengah, basis pemikiran Karl barangkali juga berangkat dari  dua orang yang berperan dalam kehidupannya. Ayahnya, Heinrich, serta tetangganya Ludwig Von Westphalen, sedikit demi sedikit menanamkan pemikiran Karl lewat prinsip rasionalisme filsafat Hegelian. Atas kedekatannya dengan Westphalen karena alur pemikirannya yang cukup konsekuen dengan Karl, pada tahun 1837 Karl meminta izin pada Westphalen untuk meminang putrinya, Jenny von Westphalen, yang akan dinikahinya pada tahun 1843. 

Hegelian muda yang dialektis

Keberadaan Karl sebagai mahasiswa Hukum di Bonn, tidak sepenuhnya memenuhi harapan ayahnya. Tidak sampai menghabiskan masa studinya, Marx tanpa seizin ayahnya bergegas pindah ke Berlin dan memulai belajar filsafat. 

G.W.F Hegel melahirkan sebuah kapasitas intelektual yang luar biasa pada peradaban Jerman, yang khususnya dirasakan oleh mahasiswa di Berlin.  Pada tahun 1840, situasi politik Prussia yang semakin menarik perhatian dari kelompok intelektual, karena terbentuknya undang-undang dasar pasca perang Napoleon yang disahkan oleh Raja baru setelah Frederick William III lengser, yaitu dengan menghapus kebebasan, membatasi, dan menyensor keberadaan pers. Lahirlah  kelompok-kelompok intelektual radikal di Berlin yang berdasar pada filsafat Hegel yang dimaksudkan sebagai senjata perlawanan menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintahan Prussia yang konservatif. Kelompok radikal dengan aliran Hegelian ini dikenal sebagai Hegelian muda. Karl masuk dalam kelompok tersebut walaupun baru memasuki semester dua dan menjadi anggota yang cukup radikal. 

Terdapat sebuah rumusan ketika Karl membentuk pemikirannya di dalam kelompok Hegelian muda ini. “Mengapa Jerman yang dipengaruhi filsafat Hegel tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya membawa peradaban yang lebih dialektis ketimbang dibawah kekuasaan yang mengkerdilkan kebebasan rakyat?” Pertanyaan yang diamanatkan langsung pada dirinya sekaligus para Hegelian Muda, mencetuskan suatu kerangka dasar yang dialektis untuk mendasari filsafat. Pada hakikatnya filsafat harus dimaknai secara praktis dan revolusioner. Hegel yang cukup menyumbangkan pemikiran besarnya perlu dilanjutkan dengan perubahan sosial yang nyata. Teori menjadi praktik. Barangkali hal inilah yang akan menjadi dasar konsep “revolusi” dalam setiap karya Karl Marx. 

Pada tahun 1841 Karl lulus dan dipromosikan sebagai Doktor Filsafat oleh Universitas Jena. Karl lulus atas disertasinya tentang filsafat Demokritos dan Epikuros. Pasca kelulusannya, Karl datang ke Köln dan menjadi pemimpin redaksi harian liberal progresif bernama Neue Rheinische Zeitung. Koran yang cenderung radikal ini mempublikasikan kritik dan hujatan kepada badan sensor Prussia. Karl adalah pemain penting bagi redaksi harian ini. Khususnya dalam berbagai pernyataannya terhadap isu politik dan ekonomi, terlebih lagi ia tunjukan secara pedas tudingannya kepada tuan-tuan tanah. Karl menyinggung kondisi yang dialami rakyat kecil penanam anggur di Moselle serta hukuman yang non humanis yang diberlakukan terhadap pencurian-pencurian yang dilakukan oleh orang-orang miskin  terhadap kayu-kayu sisa hutan. 

Baca Juga :   Raden Tumenggung Sosrokusumo Sang Bupati Berbek

Pada April 1843, Neue Rheinische Zeitung dibredel secara mendadak dan Karl berhenti dari jabatannya akibat redaksi hariannya resmi dilarang. Pembredelan redaksi harian ini dilatarbelakangi kecaman Kaisar Nicholas I kepada Raja Prussia karena kaisar secara kebetulan mendapat dan membaca kritikan-kritikan yang ditulis Karl Marx dan dia menunjukan kemarahannya dengan memberikan nota keras kepada Raja Prussia. Pada waktu bulan yang bersamaan, Karl yang sudah bertunangan bersama Jenny von Westphalen sejak tahun 1836, resmi menikah tepatnya di Gereja Kreuznach Santo Paulus dan tinggal sebentar di Berlin sebelum akhirnya mereka berpindah ke Paris. 

Perjalanan Karl di Jerman tidak diindahkan oleh negaranya sendiri, Karl bisa tetap melanjutkan hidupnya di negara kelahirannya. Pada tulisannya kepada Ruge, kawan Hegelian Karl yang sesama penulis sekaligus penyunting tulisan koran radikal, Karl  mengucapkan kepadanya “Tidak mudah untuk berjuang meski untuk sebuah kemerdekaan sekalipun, dengan hanya bersenjatakan peniti, dan bukannya pedang: saya bosan dengan kemunafikan dan kebodohan ini, dengan sikap para penyensor, saya sudah lelah karena harus membungkuk dan memberi salam dan menciptakan kata-kata yang aman dan tak berbahaya. Tidak ada sesuatu pun yang bisa saya lakukan di Jerman. Disini orang hanya bisa menipu dirinya sendiri”. Dua tahun setelah Karl meninggalkan Jerman, ia dikenal oleh polisi di berbagai negara sebagai seorang komunis yang revolusioner yang tidak kenal kompromi, seorang musuh bebuyutan dari liberalisme reformis dan subversif, serta menyandang nama buruk. Meskipun tahun 1843 adalah titik akhir dari perjalanannya, Karl telah menciptakan karya Critique of Hegel’s Philosophy of Right dengan kajian filosofis mendalam didasari karya Feuerbach yang sangat mempengaruhi pemikirannya, The essence of Christianity

Paris

Tahun 1844 menjadi tahun pertama Karl Marx di Paris. Philosophical and Economic Manuscripts menjadi karya pertamanya di negara yang diperintah monarki Louis Philippe tersebut. Selain tulisan-tulisannya, Karl dipertemukan dengan orang-orang yang memainkan peran penting dalam hidupnya mulai dari pengagum, rekan debat, saudara seperjuangan (yang bertahan ataupun meninggalkan), dan sahabat karib seumur hidupnya di kota Paris.

Dari sekian orang-orang yang berperan dalam hidup Karl, sosok yang mengungkapkan pikiran dan perasaan sejati pada dirinya tidak lain adalah Friedrich Engels. Seorang pemuda dari anak penghasil kapas di Inggris. Ia lahir di Bremen, Jerman pada tahun 1820. Engels merupakan seorang penyair dan jurnalis radikal. Walaupun ia adalah seorang yang lahir dari keluarga pemilik modal (Industri), kepekaan terhadap objek materialisme sudah ia tunjukan tatkala menerima kondisi kaum proletar dibawah garis eksploitasi dari kaum borjuis. Engels dan Karl dipertemukan pada tahun 1844 di Paris akibat perdebatan di kediaman Ruge (penyunting Jurnal harian dan rekan Karl Marx). Mereka berdua tidak sengaja dipertemukan kembali ketika Ruge dan Engels membahas sketsa tulisannya tentang doktrin-doktrin para ekonom liberal. Semenjak itu Karl memiliki impresi yang berbeda ketika melihat Engels. 

Bergaul dengan Engels, Karl dihadapkan dengan sebuah kondisi di Paris yang sedang radikal-radikalnya akibat berbagai gerakan revolusioner. Khususnya gerakan politisi Sosialisme, Joseph Proudhon yang menarik banyak sekali tokoh-tokoh anarkis sayap kiri. Karl Marx pun bertemu dengan tokoh-tokoh gerakan tersebut. Dari beberapa tokoh gerakan yang Karl pernah temui, figur yang nantinya terlibat dalam lahirnya sebuah fraksi untuk membangun perserikatan buruh antara lain:

  1. Mikail Bakunin 

Seorang Anarkis militan dengan karya pentingnya God and State. Karl bertemu Bakunin ketika pada pertemuan pengenalan karya Proudhon di Paris. Mikail menyapa Marx dengan gaya anarkis yang memberitahunya bahwa segala sesuatu adalah baik ketika sebuah ide dituliskan tanpa adanya kepercayaan terhadap Tuhan ataupun Negara, apalagi gereja. Namun Karl hanya menyapa kembali dan dengan singkat menjawab “Aku bukan seorang anarkis”.

  1. Wilhelm   Weitling

Seorang penjahit, pengkhotbah, pengembara, dan orator tanpa rasa takut yang mewakili suara kaum tani dalam berbagai pemberontakan. Ia juga merupakan seorang pemimpin League of Just (Organisasi Komunis Internasional)

  1. Joseph Proudhon 

Seorang idealis anarkis dengan sebuah karya yang mempertanyakan kembali tentang hak milik bahwa segalanya berujung materi. Karya besarnya adalah What is the property dan La philosophie de La Misère (filsafat kemiskinan). Didukung secara kuat oleh Bakunin, Proudhon dengan semangat membawa perserikatan buruh dengan gerakan anarkis secara internasional. Karyanya tentang filsafat Kemiskinan (La philosophie de La Misère) dibalas oleh Karl Marx dengan  “Las Misere de La Philosophie” (kemiskinan filsafat) yang ditulisnya pada tahun 1847 yang merupakan serangan paling pedas dari seorang Karl Marx karena menganggap Proudhon sebagai seorang pemikir Hegelian yang gagal dan non dialektis. 

Masih di Paris yang penuh dengan pergulatan ide dan gerakan-gerakan perserikatan yang sedikit demi sedikit dipelopori Proudhon, Karl, Engels, serta beberapa tokoh gerakan kiri lain. Karl dan Engels masih melanjutkan karya-karya nya. Misalnya setelah Philosophical and Economic Manuscripts, Karl menyusun catatan-catatan Paris serta menyusun bersama Engels karya The Holy family di dalamnya Karl menyatakan diri berpisah dari teman-teman Hegelian mudanya dulu yang dinilai cenderung idealistik secara filosofis tanpa adanya susunan sistem produksi yang mana ketimbang lebih dialektis dan Hegelian. Dilanjutkan pada 1846, masih bersama Engels, menuliskan The German Ideology Premis dasar pada buku ini adalah bidang ekonomi menentukan bidang politik dan pemikiran manusia. Bidang ekonomi tidak lain diprakarsai oleh pertentangan antar kelas dan hasil dominasi dari padanya, dan akhirnya akan melahirkan ledakan revolusi.  

Baca Juga :   Sosok Penguasa 44 Bahasa Bernama Sosrokartono

London, Manifesto Kaum Sosialis, dan Das Kapital

Karl Marx serta para tokoh gerakan kiri, termasuk liga komunis tidak bertahan dalam mengakhiri puncak perlawanan dengan revolusi. Tepatnya pada awal tahun 1845 Karl Marx dibuang dari Paris akibat perlawanan para figur gerakan kiri tercium oleh kekuasaan Prussia yang merasa tersinggung akibat semakin banyak gerakan ofensif dari kaum sosialis di Eropa. Selain itu, revolusi industri serta perluasan sistem politik ekonomi Eropa semakin gencar-gencarnya melakukan ekspansi yang masif. Karl Marx beserta keluarga dan tokoh-tokoh gerakan pun berpencar meninggalkan Paris. Karl sendiri lari ke Brussel bersama Engels. Di Brussels, Karl Marx tetap menjalin komunikasi dengan kaum sosialis dan kaum radikal Belgia sekaligus mendirikan organisasi pekerja radikal menggantikan League of Just yang telah bubar, yaitu Communist League. Karl dan Engels bersama-sama membangun organisasi tersebut dengan perlahan tetapi pasti. Di Bawah bimbingannya, Communist League berkembang pesat dan mulai merangkul kelompok-kelompok kaum pekerja radikal. 

Selain membentuk perserikatan, Karl Marx dan Engels, dibantu masing-masing istrinya serta beberapa tokoh gerakan, membuat suatu pamflet yang paling masif bagi kaum sosialis. Engels yang mengawali drafnya serta Karl Marx yang meneruskannya. Terciptalah sebuah karya sebagai awal dari perlawanan ide mereka. Karya tersebut diawali dengan sebuah  pernyataan “Ada hantu yang sedang merambah seluruh Eropa, Hantu Komunisme. Seluruh kekuatan Eropa telah bersatu untuk mengusirnya: Paus dan Raja, Matternich dan Guizot, Kaum Radikal Perancis dan Polisi Jerman”… Kemudian dilanjutkan dengan cakupan tesis-tesis bagian pertama “Sejarah dunia adalah sejarah perjuangan kelas, manusia telah terpecah ke dalam kelas yang mengeksploitasi dan yang dieksploitasi, majikan dan budak, bangsawan, dan rakyat jelata: sistem masyarakat modern yang tiada akhir” Pamflet tersebut tersebar luas, yang pada akhirnya pada awal tahun 1848 diserahkan kepada perkumpulan Komunis London yang menjadi pusat perkumpulan Komunis Eropa. Judul pamflet tersebut ialah The Manifesto of The Communist Party atau Manifesto Partai Komunis

Tiga tahun setelah Karl marx di Belgia, Karl dan keluarganya diusir dari Belgia dan pindah ke London pada awal Revolusi menyelimuti Eropa,. Karl tiba di London pada tahun 1849. Awalnya, ia dan keluarga berpikir hanya singgah beberapa waktu di Inggris. Kenyataannya, pengasingan intelektual dan sosial di Inggris terjadi secara sistematis, yang membuat Karl Marx menghabiskan seluruh sisa hidupnya di London. Di Inggris Karl menjadi cenderung sentimen terhadap kajian teori sosial ekonomi serta hukum hukum dasar yang menggerakan materi hingga ia tenggelam terhadap studi ilmu ekonominya. Karl Marx membuktikan tesis pemikirannya  secara ilmiah. Dirumuskannya lah persoalan -persoalan yang mengarahkannya bahwa ekonomi kapitalis membuat kontradiksi-kontradiksi yang akhirnya akan runtuh. Marx meramalkan bahwa krisis-krisis secara bertahap yang terjadi karena tidak adanya perekonomian-perekonomian berencana, dan konflik-konflik industri yang tidak terbatas, pasti akan bertumbuh dan lebih akut. Perang-perang dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya akan menghancurkan dunia. Kelompok yang akan tergerus jumlahnya dari kaum kapitalis akan digulingkan oleh para pekerja. Pembuktian Karl Marx pada pemikirannya tersebut dituangkannya dalam sebuah karya besarnya yang akan menjadi sebuah landasan intelektual bagi sosialisme internasional. Akhirnya pada 1867 terbitlah volume pertama dari bukti ramalan Karl Marx yaitu Das Kapital. Terdapat buku kedua dan ketiga yang nantinya akan dilanjutkan oleh engels setelah Karl Marx meninggal.

Marx dan Garis Akhir

Das Kapital bersama Karl Marx berakhir hanya pada bagian pertama. Sisanya banyak dilimpahkan oleh Engels. Tulisan dan gaya bicara Karl menjadi sulit dipahami dan kabur. Kondisi fisiknya menurun cepat. Pada tahun 1881, Karl ditinggal terlebih dahulu oleh Jenny karena kanker. Pada  tahun 1882 Karl dibawa oleh dokternya ke kota Algiers, Algeria untuk penyembuhan. Disana ia di diagnosa radang selaput dada yang sangat akut. Kembali ke Eropa saat kondisinya belum membaik, ia dikabarkan bahwa putri tertuanya, Jenny Longuet meninggal dunia secara mendadak. Kematian puterinya membuat Karl terpukul. Pada 14 Maret 1883, ia meninggal dalam tidurnya. Karl Marx dikuburkan di pemakaman Highgate, London dan ditempatkan di sebelah makam istrinya. 

Karl Marx dengan besar namanya menyumbangkan sebagian jiwa dan pemikirannya pada peradaban baru. Karena banyak hal, ia menjadi orang yang paling dicintai sekaligus dibenci, difitnah, dipuja, dan ditangisi oleh berjuta-juta teman seperjuangannya yang amat revolusioner. Nama dan karyanya akan terus abadi di sepanjang zaman. 

Referensi 

Berlin,Isaiah, Biografi Karl Marx, Cet I, Yogyakarta: Narasi-Promethea, 2022.

Suseno, Franz Magnis, Pemikiran Karl Marx Dari sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Nicolas Blanc. (produser) & Raoul Peck. (Sutradara). (2017). Der Junge Marx, Jerman: Diaphana Films.

(foto Karl Marx muda) 

Social Ecologies, Karl Marx : Letter to his Father – The Young Marx, https://socialecologies.wordpress.com/2016/01/17/karl-marx-letter-to-his-father/, 2016, Diakses 2 Desember 2022

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

(2) Komentar

  1. Why people still use to read news papers when in this technological globe everything is presented
    on web?

    1. maybe it’s about habbit or comfort

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts