Sumur Minyak Mathilda B-1; Monumen Sejarah Balikpapan yang Anakronis

Pada akhir tahun 1984 pemerintah Kota Balikpapan mengadakan seminar untuk menetapkan hari jadi Kota Balikpapan. Hasil seminar memutuskan tanggal 10 Februari 1897 sebagai hari jadi kota Balikpapan.  Peserta seminar meyakini bahwa tanggal 10 Februari 1897 adalah hari dimulainya pengeboran sumur minyak bumi yang pertama di Balikpapan. Sekian tahun kemudian pihak Pertamina, selaku penerus Shell, menetapkan lokasi sumur minyak bumi pertama di Balikpapan tersebut dengan membuat monumen yang diberi nama Sumur Minyak Mathilda B-1. Mathilda merupakan lafal warga Balikpapan untuk Mathilde, nama konsesi tambang minyak bumi milik Jacobus Hubertus Menten yang dijual kepada Marcus Samuel (pemilik perusahaan Shell). Sedangkan B bisa merupakan kependekan dari “boorterrein”, “boorstelling”, atau pun ”bronn”. Angka 1 menunjukkan urutan pembuatan sumur minyak bumi. Tidak diketahui secara pasti kapan Pertamina membuat monumen ini. Merujuk kepada data citra historis dari aplikasi Google Earth diketahui bahwa dari bulan Juni tahun 2005 monumen ini sudah berdiri.

Oleh Iskandar Lubis

Tahun 2010, Dinas Pemuda, Olahraga & Pariwisata Kota Balikpapan bekerjasama dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Samarinda melakukan registrasi & inventarisasi BCB di Kota Balikpapan. Sumur tersebut masuk dalam registrasi/inventarisasi dengan nomor 20/SMR/BPN/2010. Dalam keterangan yang ada di monumen ini disebutkan bahwa sumur minyak bumi ini dibuat pada tahun 1897 dan ditutup tahun 1903. Pendataan dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Samarinda seakan menjadi validasi kebenaran sejarah monumen ini. Monumen ini menjadi salah satu tempat favorit komunitas penggiat sejarah Balikpapan untuk berfoto bersama dengan tamu-tamu dari luar Balikpapan. Selama belasan tahun tidak satu pun warga Balikpapan yang menyadari bahwa monumen ini salah tempat. Sampai pada pertengahan bulan Oktober 2022 salah seorang warga Balikpapan menyatakan Monumen Sumur Minyak Mathilde B-1 ini salah tempat. Pendapat ini didasarkan kepada foto yang diambil pada tahun 1925 dan lukisan yang berjudul Balikpapan Omstreeks 1900. Di dalam lukisan tersebut terlihat setidaknya ada 3 sumur minyak bumi di kaki Gunung Komendur. Sedangkan lokasi monumen saat ini adalah di kaki Gunung 10, sama persis dengan lokasi sumur minyak bumi yang fotonya diambil pada tahun 1925.

Sebuah berita di harian Soerabaiasch-Handelsblad menyatakan bahwa pada akhir tahun 1902 ada 3 (tiga) “boorstelling” (rig pengeboran) di Balikpapan. Lalu ada juga berita di sebuah mingguan berbahasa Belanda pada pertengahan tahun 1903 yang menyatakan bahwa di Balikpapan baru dibangun 3 dermaga (jetty) dan 12 tangki besar untuk penyimpanan minyak bumi yang telah diolah. Mingguan De Java-Post tertanggal 13 Juni 1903 memberitakan bahwa telah terjadi penurunan produksi minyak bumi dari “aangeboorde bronnen” (sumur-sumur yang disedot). Sedangkan dari kedua foto tahun 1925 terlihat bahwa setidaknya sudah ada 17 tangki besar dan 5  dermaga, sehingga bisa dipastikan bahwa sumur minyak bumi di kaki Gunung 10 tersebut dibuat setelah tahun 1903. Oleh karenanya menjadi sebuah kesalahan besar jika menyebut lokasi monumen saat ini sebagai lokasi Sumur Minyak Mathilda B-1. Sumur minyak bumi di monumen ini bisa dipastikan dibuat setelah pembuatan sumur yang ke 6, berdasarkan berita dalam dua harian berbahasa Inggris pada tahun 1905 dan 1907, yang menyatakan bahwa pada tahun 1900 ada 5 sumur minyak bumi di Balikpapan dan pada tahun 1905 didapatkan 1 (satu) sumur minyak bumi yang baru.

Kesalahan penempatan monumen ini menunjukkan bahwa instansi pemerintah terkait tidak melakukan verifikasi saat melakukan pendataan terhadap monumen ini. Demikian juga Perkumpulan Dahor Heritage, padahal perkumpulan ini memiliki akses ke basis data situs-situs bersejarah yang ada di dalam kawasan Pertamina Balikpapan. Bahkan sebenarnya pun monumen ini bukan hanya salah tempat, tetapi juga salah dalam menetapkan tahun pembuatan sumur minyak yang pertama di Balikpapan. Hal ini diarenakan kegiatan prospeksi (minyak bumi) di Balikpapan oleh tim Marcus Samuel baru dilakukan pada bulan Oktober 1897 dan proses pengambil-alihan konsesi (Mathilde) baru dimulai pada bulan April 1898. Sumur minyak bumi pertama di Balikpapan didapat pada bulan April 1898. Artinya, jika pun ada pengeboran di Balikpapan pada tahun 1897, dari pengeboran tersebut belum didapatkan sebuah sumur minyak bumi (oliebronn), oleh karenanya lokasinya baru sebatas sebagai “boorterrein” (situs pengeboran) atau lokasi “boorstelling” (rig pengeboran), sehingga tidak bisa disebut sebagai “bronn” (sumber/sumur). Jadi sekali pun kode urutannya sudah diperbaiki, misalnya dari B-1 menjadi B-9, monumen yang ada di kaki Gunung 10 ini tetap akan memuat kesalahan jika dalam keterangannya menyatakan bahwa pada tahun 1897 sudah ada sumur minyak Bumi di Balikpapan. 

Baca Juga :   Serangan Umum di Surakarta; Empat Hari  Menegangkan 

Referensi

Google Earth, tanggal akses 19 Oktober 2022 jam 13.30.

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/sumur-minyak-matilda/, diakses tanggal 19 Oktober 2022 jam 13:01.

https://bisnisindonesia’id/article/sejarah-panjang-sumur-mathilda-awali-industri-minyak-kalimantan, diakses tanggal 19 Oktober 2022 jam 13:02.

Sumber foto 

digitalcollections.universiteitleiden.nl.

Geschiedenis Der ‘Koninklijke’ oleh Dr. Carel Gerretson, penerbit Joh. en Schede en Zonen, Haarlem 1936, halaman 468.

Soerabaiasch-Handelsblad tanggal 10 Desember 1902, halaman 1 kolom 3.

De Java-Post tanggal 13 Juni 1903, halaman 5 kolom 2.

The London And China Express tanggal 26 April 1907, halaman 319 kolom 1.

The Indian Daily News Overland Summary tanggal 7 Desember 1905, halaman 50 kolom 3.

Supplement To The London And China Express, tanggal 23 Maret 1900, halaman 2 kolom 1.

Geschiedenis Der ‘Koninklijke’ oleh Dr. Carel Gerretson, penerbit Joh. en Schede en Zonen, Haarlem, 1936, halaman 241.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts