Organisasi Para Pemuda Sunda Bernama Sekar Rukun

Pemuda adalah penggerak bangsa merupakan salah satu kalimat yang seringkali terdengar bila membicarakan tentang pemuda. Kemajuan bangsa, pasti tidak akan luput dari adanya peran pemuda. Peran pemuda telah terlihat dari zaman sebelum kemerdekaan. Bentuk dari peran pemuda dari zaman sebelum kemerdekaan adalah lahirnya organisasi-organisasi pemuda.  Terbentuknya organisasi-organisasi pemuda tidak lepas dari adanya campur tangan para kaum-kaum pemuda. Mereka membangun organisasi-organisasi ini dengan semangat dan tekad untuk mengakhiri penderitaan masyarakat Indonesia dari kesengsaraan yang selama ini menimpa banyak masyarakat Indonesia selama penjajahan. Para pemuda Indonesia membentuknya dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia yang bebas dari belenggu penjajahan dan pihak kolonial asing yang sangat merugikan bangsa.

Oleh Kayla Angeli Tjandra dan Novie Shagita Christina

Organisasi pemuda pertama di Indonesia adalah organisasi Budi Utomo. Organisasi Budi Utomo menjadi pelopor organisasi-organisasi pemuda selanjutnya yang menjadi sebuah corak khas masa pergerakan nasional. Berdirinya Budi Utomo mendorong kemunculan organisasi pemuda lainnya, salah satunya adalah Sekar Rukun.

Sekar Rukun merupakan organisasi pemuda Sunda yang berdiri pada masa-masa Pergerakan Nasional dan tidak setenar organisasi pemuda lainnya. Organisasi Sekar Rukun tidak seperti organisasi  pemuda lainnya yang banyak ditemukan di media massa kecuali. Bahkan di dalam buku Mengenal Organisasi-organisasi Pergerakan Nasional oleh Suheri dan Derin Asriyanti, tidak ditemukan penjelasan mengenai Sekar Rukun di dalamnya. Karena tidak setenar organisasi lainnya, perkumpulan Sekar Rukun tidak banyak ditemukan informasinya, padahal organisasi ini tercatat dalam sumpah pemuda sebagai organisasi yang ikut menandatangani hasil kongres Pemuda Indonesia I dan II. 

Organisasi ini berdiri pada tanggal 26 Oktober 1919, oleh para siswa Kweekschool (Sekolah Guru) yang disebut Sekar Rukun atau Sekar. Pengurusnya terdiri dari Beschermer (Pembina), President (Presiden), Vice President (wakil presiden), Secretaris (Sekretaris), Penningmeester (Bendahara) dan Lid (anggota) yang nama-namanya sebagai berikut; Beschermer dijabat oleh Prof. Dr. Husein Djajadiningrat, President dijabat oleh Iki Adiwidjaja Vice President dijabat oleh Doni Ismail, Secretaris I dijabat Nawawi, P.H.S, Secretaris II oleh Sanoesi, Penningmesteer oleh Soerija, dan Lid dijabat oleh Samjoen dan Oesman dari Rechtschool. Awalnya, Sekar Rukun dinamakan dengan Perkumpulan Sekar Rukun cabang Betawi.

Bila dilihat dari namanya, organisasi ini termasuk unik karena pada masa Pergerakan Nasional nama organisasi pemuda lebih banyak menggunakan nama “Jong”.  Nama Sekar Rukun juga memiliki suatu arti yang tidak jauh dari pemuda. Hal ini dilandasi oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah ketika awal Perkumpulan Sekar Rukun berdiri terjadi konflik dengan “Jong Java”. Beberapa pendiri Perkumpulan Sekar Rukun adalah para anggota dari Jong Java, tetapi mereka mengundurkan diri dengan alasan meskipun cita-cita dan tujuan dari Jong Java adalah menghimpun para pelajar di Jawa raya, namun dalam tradisi dan arah gerak Jong Java lebih menjunjung budaya Jawa. Sedangkan para pelajar Sunda merasa tersisihkan sehingga membuat organisasinya sendiri. 

Kedua, Beschermer dan pimpinan dari Perkumpulan Sekar Rukun mencari nama yang berbeda dari Jong Java tetapi memiliki maksud dan arti yang sesuai dengan pemuda. Jadi, Sekar Rukun yang dipilih. Penjelasannya adalah bahwa Sekar merupakan gambaran dari Nji Sekar (wanita) dan Rukun merupakan gambaran dari Oedjang Oekoen (pria). Kedua kata tersebut memang berasal dari bahasa Sunda. Selain itu, bagi perkumpulan Sekar Rukun, siapa saja yang dapat berucap dalam bahasa Sunda serta berumur 14 tahun ke atas dapat menjadi terlibat dalam perkumpulan Sekar Rukun. 

Keanggotaannya Sekar Rukun terdiri dari anggota biasa, anggota administratif, anggota kehormatan dan anggota luar biasa. Untuk anggota biasa dan anggota administratif, hanya berlaku untuk kalangan para pelajar sekolah. Para anggota diwajibkan untuk membayar iuran perbulan yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sehingga setiap satu tahun sekali, Perkumpulan Sekar Rukun mengadakan sebuah vergadering atau biasa disebut dengan kongres. Kongres tersebut biasanya membahas dan menentukan struktur kepengurusan Perkumpulan Sekar Rukun pusat, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta tujuan organisasi selanjutnya. Biasanya dinamika internal organisasi terjadi di kongres tahunan tersebut.

Baca Juga :   PKI dan Pendidikan: Manifestasi Merdeka dari Kebodohan

Sekar Rukun memiliki tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pemuda Sunda terhadap tanah air, meningkatkan pengetahuan orang Sunda, dan mengupayakan kerukunan para pemuda Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai kegiatan pun dilakukan seperti mengumpulkan alat musik Sunda, membuat forum diskusi, bicara dengan bahasa Sunda, mengajarkan ihwal kesundaan, dan mengupayakan berdirinya perpustakaan dan surat kabar berbahasa Sunda. 

​​

  Edisi Pertama Surat Kabar Sekar Rukun

Perkumpulan Sekar Rukun ini menerbitkan surat kabar bulanan Sekar Roekoen yang sesuai dengan tujuan dari organisasi. Surat kabar Sekar Rukun didirikan pada Desember 1922 yang dikelola oleh pengurus Perkumpulan Sekar Rukun. Penanggung jawabnya  adalah  Husein Jayadiningrat sedangkan pemimpin redaksinya Doni Ismail dan Iki Adiwidjaya. Kelak Husein menjadi orang pribumi  pertama yang memperoleh gelar doktor dan guru besar di Indonesia. Surat kabar ini diterbitkan satu bulan sekali secara berkala yang mayoritas isinya lebih difokuskan dalam hal kebudayaan Sunda karena tujuan awal perkumpulan ini terfokus pada budaya Sunda. Selain itu, banyak juga kegiatan dan agenda Perkumpulan Sekar Rukun yang dituliskan dalam surat kabar tersebut. Kegiatannya berhubungan dengan buku, perpustakaan, koperasi, kesenian, keterampilan wanita, olahraga, dan diskusi. Pada tahun 1925, Sekar Roekoen ini memiliki cabang di beberapa tempat yakni cabang Betawi, Purwakarta, Bandung, Sukasari, Tasikmalaya, Sukabumi, Salatiga, Yogyakarta, Surabaya, Bogor, dan Serang. 

Menurut anggaran dasar yang baru, tujuan organisasi itu untuk menumbuhkan kecintaan pemuda Sunda terhadap tanah air serta meningkatkan pengetahuan orang Sunda,  menyatukan para pemuda yang bisa berbahasa Sunda, dan mengupayakan kerukunan para pemuda Indonesia. Dari perubahan tujuan tersebut, jelas terlihat  Sekar Rukun memperluas wawasan dan kegiatannya. Bukan hanya untuk kepentingan Sunda saja, melainkan juga kepentingan Indonesia (nasional). Tidak hanya itu, keanggotaan pun diperluas. Seluruh pemuda Indonesia yang mengerti bahasa Sunda serta berusia kurang dari 35 tahun bisa menjadi anggota Sekar Rukun. 

Perkumpulan ini dari awal diupayakan agar kegiatannya tidak terkait dengan urusan agama, tidak menyimpang dari undang-undang dan hukum negara kala itu dan tidak ikut campur dengan urusan politik. Namun, perubahan terjadi pada tahun 1926-1927, ketika Perkumpulan Sekar Rukun dengan organisasi pemuda lain mulai berorientasi ke arah politik. Di tahun 1925, manifesto politik oleh Perhimpunan Indonesia disikapi oleh perkumpulan Sekar Rukun dengan serius. Manifesto tersebut membawa sudut pandang baru bagi berbagai organisasi khususnya organisasi pemuda yang awal mulanya sangat menjunjung tinggi budaya, adat, dan daerahnya masing-masing berubah menjadi perjuangan mengenai kebangsaan. Apalagi, seorang tokoh di dalam Perkumpulan Sekar Rukun yaitu Iwa Kusumasumantri pada kala itu juga terlibat dalam organisasi Perhimpunan Indonesia. Sejak itu, wawasan dalam perkumpulan Sekar Rukun tidak hanya terfokus pada lingkungan internal organisasi tetapi sudah lebih luas bahkan sudah dapat menjalin hubungan dan merancang kerjasama dengan organisasi pemuda lainnya seperti, Jong Jawa, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks, dan lain sebagainya. Hal tersebut diputuskan oleh perkumpulan Sekar Rukun pusat atau pertama yaitu Perkumpulan Sekar Rukun cabang Betawi. Tidak hanya itu, keanggotaan pun diperluas. Seluruh pemuda Indonesia yang mengerti bahasa Sunda serta berusia kurang dari 35 tahun bisa menjadi anggota Sekar Rukun. 

Oleh karena itu, Sekar Rukun ikut terlibat dalam Kongres I dan Kongres II pemuda. Dalam Kongres Pemuda I, Perkumpulan Sekar Rukun menjadi salah satu organisasi yang menyuarakan agar sidang-sidang kongres digunakan bahasa Melayu. Meskipun suara tersebut didukung oleh organisasi pemuda yang lain yaitu, Jong Sumatranen Bond tetapi tidak membuahkan hasil. Keikutsertaan Perkumpulan Sekar Rukun dalam kongres Pemuda I dan II ditambah dengan bagaimana perkumpulan menyampaikan berbagai pemikirannya mengenai persatuan dan kesatuan khususnya dalam Kongres Pemuda II menjadi bukti perjuangan para pemuda Sunda yang jarang ditemui dalam berbagai literatur sejarah nasional.

Baca Juga :   Dinamika Eksistensi Minuman Keras di Indonesia

Perkumpulan Sekar Rukun turut menyumbangkan gagasan dalam ikrar Pemuda pada saat Kongres Pemuda II. Akan tetapi, di kemudian hari lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Menurut sejarawan Anhar Gonggong, perubahan tersebut dibuat oleh Soekarno untuk menumbuhkan semangat pergerakan nasional dan persatuan. Momen tersebut juga diabadikan dalam surat kabar Sekar Roekoen bulan November 1928. Tepat di halaman pertama, terpampang hasil keputusan Sumpah Pemuda. Isinya:

“Kerapatan Pemoeda-pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja: Jong-Java, Jong-Sumatra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataksbond, Jong Selebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar Peladjar Indonesia;Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 October tahoen 1928 dinegri Jacatra; Sesoedahnja mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan daam kerapatan tadi; Sesoedahnja menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini”.

Dalam kongres ini, untuk kali pertama dikumandangkan alunan “Indonesia Raya” tanpa syair, dari gesekan biola komponisnya, Wage Rudolf Soepratman. Ketua Kongres mempersilakan WR Supratman mengumandangkan lagu Indonesia Raya tanpa syair dan dilakukan sebelum keputusan kongres dibacakan. 

Perkumpulan Sekar Rukun dan organisasi pemuda lain pada masa pergerakan nasional memberikan kesan tersendiri khususnya untuk para pemuda. Kehadiran pemuda bukan semata-mata hanya dalam konteks demografis saja, tetapi juga historis (penentu arah sejarah). Pemuda tidak hanya mengisi generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat tetapi merupakan subjek dan objek yang potensial yang bersama-sama ikut andil dan berperan dalam setiap perubahan. Pemuda dapat menemukan jalan untuk tujuan dan cita-citanya melalui kebersamaan, dengan cara tersebut tanpa disadari dapat melatih kepemimpinan mereka serta mempersiapkan diri untuk turun ke masyarakat. Para pemuda kelak yang akan melanjutkan kepemimpinan demi mencerdaskan dan memajukan bangsanya. 

Sama seperti di dalam sejarah Sekar Rukun ini. Pada awalnya, Sekar Rukun hanya berfokus menjadi organisasi kedaerahan yang ingin melestarikan kebudayaan kedaerahan mereka tersendiri. Namun, ternyata kepentingan bangsa tidak bisa dilepaskan dari tujuan di dalam organisasi pemuda. Sekar Rukun pun memutuskan untuk memperluas fokus dan tujuan dari perkumpulan Sekar Rukun. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepentingan bangsa tidak dapat kita lepaskan dari esensi kehidupan kita masing-masing.

Referensi

Kurniasih, Wida. 13 Organisasi Pergerakan Nasional: Pengertian, Tujuan, dan Tokoh-tokohnya. https://www.gramedia.com/literasi/organisasi-pergerakan-nasional/ 

Abror, Rizaldi. 2020. Memaknai Sumpah Pemuda: Peran Pemuda Dalam Politik Indonesia. https://pahamify.com/blog/peran-pemuda-dalam-perubahan-tata-negara-di-indonesia/ 

2020. Sekar Rukun dan Kekhawatiran Jong Java. https://apakabar.news/2020/10/28/sekar-rukun-dan-kekhawatiran-jong-java/ 

Oktaviani, Yoan. 2020. Organisasi Pemuda Indonesia, Sumbu Pemersatu Bangsa, https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/organisasi-pemuda-indonesia-sumbu-pemersatu-bangsa 

Putri, Arum Sutrisni. 2020. Peran Organisasi Pemuda dalam Sumpah Pemuda. https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/04/170000169/peran-organisasi-pemuda-dalam-sumpah-pemuda?page=all 

Narasi Sejarah. 2020. Perkumpulan Sekar Rukun: Kiprah Pemuda Sunda Masa Pergerakan Nasional 1919-1931. https://narasisejarah.id/perkumpulan-sekar-rukun-kiprah-pemuda-sunda-masa-pergerakan-nasional-1919-1931/ 

Prasisko, Yongky Gigih. 2021. Sekar Roekoen dan Keterlibatannya dalam Sumpah Pemuda. https://www.portalyogya.com/nasional/pr-2081547857/sekar-roekoen-dan-keterlibatannya-dalam-sumpah-pemuda 

Azhar, Hafidz. 2021. Sekar Rukun Perkumpulan Pemuda Sunda di Batavia. https://sejarahjakarta.com/2021/03/15/sekar-rukun-perkumpulan-pemuda-sunda-di-batavia/ 

Purwanto, Antonius. 2020. Sumpah pemuda dan kongres pemuda kedua. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/sumpah-pemuda-dan-kongres-pemuda-kedua 

Fajriudin Muttaqin, dkk. 2015. Sejarah pergerakan nasional. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=RFAyDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=sejarah+pergerakan+nasional&ots=Xovtjhj0Ym&sig=xXB4CXzZJ0kMHQKf_LgOPYs-vUA&redir_esc=y#v=onepage&q=sejarah%20pergerakan%20nasional&f=false 

Dr. Abdurakhman, S.S., M.Hum.; Arif Pradono, S.S., M.I.Kom. 2019. Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI. https://www.google.co.id/books/edition/Explore_Sejarah_Indonesia_Jilid_2_untuk/0cVHEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1 

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts