Ekonomi Dalam Perspektif Mahatma Gandhi Bagian II

Sesampainya di Natal pada bulan Mei 1893, Gandhi dihadapkan pada tantangan diskriminasi yang dilakukan oleh warga Eropa terhadap warga non-Eropa. Para pekerja India yang datang ke Afrika hanya dianggap sebagai bangsa kuli yang terdiri atas pedagang kuli, pemilik toko kuli, juru tulis kuli, guru kuli, dokter kuli, atau juga pengacara kuli.

 Oleh Ahyaturohman

Pada tahun 1888 Gandhi melanjutkan studi hukumnya di Universitas London Matriculation, Inggris.  Selama masa pendidikannya di Inggris ini, Gandhi mulai mempelajari tentang ilmu teosofi dari berbagai kitab Agama seperti Injil, Bhagavad Gita, serta aktif dalam berbagai perkumpulan penganut vegetarian, sosialis dan humanis, idealis dan anti-kemapanan. Mereka semuanya mengutuk kejahatan yang ditimbulkan oleh sistem masyarakat yang kapitalistik dan industrialistik. Mereka mengkhotbahkan pemujaan terhadap pola hidup sederhana dan menjunjung tinggi keutamaan moral di atas nilai-nilai material. Hal inilah yang menjadi salah satu pondasi awal pemikiran Gandhi tentang kesederhanaan dan perlawanan terhadap ketidakadilan dari sistem ekonomi yang diterapkan pemerintah kolonial Inggris di kemudian hari. Setelah lulus dari ujian menjadi pengacara, Gandhi kembali ke India pada bulan Juli 1891 untuk memulai karirnya sebagai pengacara. Namun karena kurangnya pengetahuan akan hukum yang berlaku di India, awalnya ia merasa kesulitan untuk dapat berkembang.

Konsep ekonomi dalam perspektif Mahatma Gandhi muncul ketika ia memulai karir sebagai pengacara di Afrika Selatan. Di sana ia bekerja seorang pedagang besar dan pemilik kapal di Natal, Afrika bernama Dada Abdullah. Perusahaan Dada Abdullah mengharapkan bantuan dari para praktisi hukum atas perkara yang sedang dialaminya di pengadilan. Gandhi merupakan salah satu dari pengacara  tersebut, sekaligus memberikan arahan kepada para pengacara India lain yang mengalami kesulitan dalam berbahasa Inggris.    

Natal, Transvaal, dan Orange Free State pada saat itu merupakan koloni-koloni Imperium Inggris di Afrika Selatan. Sesampainya di Natal pada bulan Mei 1893, Gandhi dihadapkan pada tantangan diskriminasi yang dilakukan oleh warga Eropa terhadap warga non-Eropa. Para pekerja India yang datang ke Afrika hanya dianggap sebagai bangsa kuli yang terdiri atas pedagang kuli, pemilik toko kuli, juru tulis kuli, guru kuli, dokter kuli, atau juga pengacara kuli.

Di dalam kegiatan perekonomian para pekerja India di Afrika diperlakukan dengan tidak adil dengan pemungutan pajak tinggi. Misalnya pada tahun 1894, pemerintah Natal mencoba memberlakukan pajak tahunan sebesar 25 euro kepada para pekerja kontrak India (Gandhi, 2018, 223). Hal tersebut dianggap sangat membebankan  para pekerja India.  Para pekerja juga terikat kontrak kerja yang membebani. Selain itu hak mereka sebagai pekerja di Afrika juga diabaikan. Banyaknya undang-undang diskriminatif yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris menyadarkan Gandhi bahwa sistem ekonomi yang diterapkan oleh kolonial Inggris sangat sentralistik yang hampir setiap aspek dikelola dan dikendalikan oleh pemerintah tanpa mengedepankan kesejahteraan pekerja. Para pekerja India hanya dianggap sebagai alat produksi dan diperlakukan tidak adil. 

Setelah perkara Dada Abdullah selesai pada awal tahun 1894, Gandhi sebenarnya bermaksud untuk segera pulang ke India. Namun ia berubah pikiran karena mendengar berita tentang diberlakukannya undang-undang diskriminatif terhadap saudara sebangsanya. Pada perjalanannya, Gandhi melakukan diskusi dengan kolega dan warga India lainnya untuk membahas tentang nasib bangsa India di Afrika. Dari serangkaian pertemuan itu akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan pengorganisasian dan mengerucut pada dibentuknya sebuah komite perlawanan dengan nama Natal Indian Congress (NIC). Selain itu pada tahun 1904, Gandhi mendirikan surat kabar mingguan yang diberi nama Indian Opinion (Prana, 2014, 53). Surat kabar mingguan ini bertujuan untuk mengakomodasi opini bangsa India.

Baca Juga :   Kehidupan Masyarakat Samin di Bojonegoro

Setelah lama menetap di Afrika dan kembali ke India, Gandhi juga mendapati bahwa undang-undang diskriminasi yang diberlakukan pemerintah kolonial Inggris di India begitu mencekik bangsa India. Inggris berkuasa melalui administrasi kolonial yang tidak pernah bersedia menerima bahwa orang-orang India juga sebanding dengan mereka atau melalui para bangsawan yang menjadi boneka-bonekanya. Kekayaan India sebagian besar mengalir ke kantong Inggris atau mengalir sedikit ke orang-orang India yang disukai Inggris. Jarak antara si miskin dan si kaya terlihat jelas dan nyata (Prana, 2014, 69)

Selain itu, banyak diberlakukan undang-undang diskriminatif seperti pajak garam yang sangat menyengsarakan rakyat. Peraturan pajak garam ini diberlakukan di seluruh India,.. Inggris memonopoli garam dan membuatnya tidak bisa dibuat atau dibeli dari sumber lain. 

Mengenai hal tersebut Gandi berargumentasi:

Menurut saya, pemberlakuan pajak garam ini merupakan bentuk ketidakadilan yang paling tidak manusiawi di antara sekian bentuk ketidakadilan yang terjadi pada kaum miskin. Sebagai sebuah gerakan kemerdekaan, penting sekali upaya untuk menyadarkan dan mengajak kaum termiskin di negeri ini untuk mengawali perjuangan kemerdekaan dengan menghapuskan kejahatan pajak ini (Prana, 2014, 22)”

Terjadi ketimpangan sosial di masyarakat diakibatkan kaum kapital mendominasi dan menindas rakyat miskin. Upah rendah bagi para buruh dan jam kerja yang terlalu panjang mendorong Gandhi untuk turut serta berjuang melawan ketimpangan tersebut demi terbentuknya tatanan ekonomi yang ideal dan terbebas dari kesenjangan sosial serta monopoli golongan kapital.

Karya-karya yang memengaruhi Gandhi

Sebagai seorang intelektual, Gandhi juga dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran tokoh dari buku yang pernah ia baca. Salah satu sumber yang berpengaruh besar dalam kehidupan Gandhi adalah Unto This last  karya John Ruskin. Karya ini merupakan sebuah buku yang berisi kritik terhadap kapitalisme. Mengenai hal ini Gandhi pernah berujar “Saya yakin bahwa saya menemukan beberapa keyakinan diri yang paling dalam ternyata termuat dalam karya besar Ruskin ini. Dan karena itulah, buku ini sangat memikat saya dan telah merubah kehidupan saya” (Allapat, 2005, 33). Karya John Ruskin ini kemudian menginspirasi Gandhi untuk menentang sistem ekonomi kapitalistik yang cenderung menimbulkan sekat yang besar antara si miskin dan si kaya. 

Selain itu, pemikiran Gandhi juga dipengaruhi oleh karya seorang pemikir Kristen Leo Tolsoy berjudul The Kingdom of God is within You yang mampu memberikan kesan mendalam bagi Gandhi. Ia semakin meyakini bahwa cinta universal itu tiada berbatas dan juga tentang kemandirian ekonomi. Karya Leo Tolsoy ini merupakan suatu karangan tentang nilai Kristen dalam konteks perdamaian dan kemanusiaan. Karya ini memberikan pengaruh terhadap Gandhi tentang perjuangannya menciptakan kesejahteraan bangsa India dengan cara-cara yang humanis. Sebuah esai yang ditulis Henry David Thoreau berjudul Pembangkangan Sipil (Civil Disobedience) adalah karya lain yang menggoreskan kesan berharga dalam diri Gandhi. Esai tentang pembangkangan sipil itu menjadi satu sumber yang kian meneguhkan keyakinan politik, gagasan, dan aksi-aksi Gandhi dalam melawan kebijakan ekonomi pemerintah kolonial Inggris. Tokoh-tokoh beserta karyanya yang telah disebutkan merupakan tokoh yang berpengaruh besar dalam kehidupan Mahatma Gandhi. Tokoh-tokoh tersebut juga memberikan warna tersendiri terhadap konsep sistem ekonomi Gandhi. 

Daftar Pustaka

Allapat, F. (2005). Mahatma Gandhi : Prinsip Hidup, Pemikiran, dan Konsep Ekonomi. Nusamedia.

Gandhi, M. K. (2018). Mahatma Gandhi: Kisah Tentang Eksperimen-eksperimen Saya Terhadap Kebenaran. Narasi.

Baca Juga :   Poros Politis Masyarakat Taiwan Pasca 1945

Prana, W. (2014). Gandhi: Manusia Bijak dari timur. Garasi.

Wicaksana, A. W. (2019). Mahatma Gandhi : Inspirasi Tentang Perjuangan Hidup yang Penuh Kejujuran dan Kesederhanaan. C-Klik Media.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts