Ekonomi Dalam Perspektif Mahatma Gandhi Bagian I

Ekonomi merupakan salah satu unsur yang tak terpisahkan dalam kehidupan bernegara. Keadaan ekonomi dapat berimbas langsung terhadap kesejahteraan dan kualitas hidup suatu bangsa. Tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat adalah tujuan utama dari didirikannya sebuah negara. Dalam konteks ini, negara memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk mengatur segala pelaksanaan perekonomian sehingga keberlangsungannya sesuai dengan yang sistem ekonomi yang diberlakukan.

Oleh Ahyaturohman

Kegiatan ekonomi yang baik pada hakikatnya dapat terwujud apabila implementasinya berlandaskan pada norma dan nilai kemanuisaan secara luas. Namun di dalam penerapannya, kegiatan ekonomi sering kali berbenturan dengan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Mulai dari kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin, penguasaan aset ekonomi oleh segelintir golongan kapitalis, sistem industrialisasi yang memandang manusia hanya sebagai alat produksi, atau ketidakberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, pada akhirnya menimbulkan kegiatan ekonomi yang tidak sehat dan tidak berorientasi untuk menciptakan kesejahteraan di dalam masyarakat umum. 

Adanya permasalahan dalam penerapan kegiatan ekonomi tersebut mengingatkan kita untuk kembali berkaca pada sejarah tokoh terdahulu yang mampu menyuarakan pemikiran tentang ekonomi dengan tetap mengacu pada kepentingan dan kesejahteraan masyarakat luas. Salah satu tokoh yang paling berpengaruh adalah Mahatma Gandhi. Ia termasuk sosok pemimpin paling Inspirasional di abad ke-20. Perjuangannya telah tercatat dalam sejarah tentang bagaimana memegang prinsip hidup yang penuh dengan kasih sayang. Hanya Gandhi yang mampu memperjuangkan hak bangsanya termasuk dalam permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang manusiawi.

Latar Kehidupan Gandhi

Mohandas Karamchanad Gandhi dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 1869 di Porbandar, Gujarat, India. Ayahnya bernama Karamchanad merupakan sosok penganut ajaran Vaishnavi yang taat. Vaishnavi adalah salah satu sekte penting dalam ajaran Hindu. Para penganutnya menyembah Dewa Vishnu, atau Krishna sebagai reinkarnasi Vishnu atau dewa yang sering digambarkan sebagai penggembala sapi yang memainkan seruling dan bercanda bersuka ria dengan gadis pemerah susu (Wicaksana, 2019, 1).

Ibu dari Gandhi bernama Putlibai. Ia dilahirkan di desa Datrana, Junagadh. Ibunya dibesarkan dan dididik dalam ajaran Prananmi, yang merupakan cabang dari sekte Vaisnavi ortodoks. Sekte ini banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam yang menekankan penyatuan secara langsung dengan Tuhan (Wicaksana, 2019, 2)  Ibunya merupakan wanita yang sederhana dan tidak pernah menempuh pendidikan formal. Dalam kesehariannya Ia selalu mengenakan sari dan selalu taat dalam beribadah. Sebagai anak yang terlahir dari keluarga Hindu yang taat, pemikiran Gandhi juga turut dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu. Suatu hal yang menjadi kelebihan tersendiri bagi Gandhi dalam setiap tindakan yang diambilnya kelak. 

Menurut Gandhi, sistem ekonomi yang baik harus memberikan pertimbangan tertinggi untuk manusia dan berjuang demi kebaikan terbesar untuk semuanya. Hal tersebut adalah yang dimaksudkan sebagai konstruksi ekonomi (Allapat, 2005, 79). Gandhi menganggap kemanusiaan adalah hal yang wajib dijunjung dalam setiap aktivitas ekonomi. Sehingga pada dasarnya Gandhi menentang sistem ekonomi industrialistik yang sering menjadikan manusia sebagai alat industri.  Bagi Gandhi hal tersebut adalah sebuah bentuk eksploitasi yang tidak akan pernah ada ruang bagi pemerataan produksi dan pemerataan kemakmuran (Allapat, 2005, 80)

Gandhi juga menolak teori “motif ekonomi semata-mata demi ekonomi” dari Adam Smith. Adam Smith meyakini bahwa ekonomi manusia tidak memerlukan landasan moral dan landasan etis karena ekonomi bisa bersandar semata-mata pada kepentingan  diri/pribadi (Self-interest) dari setiap individu (Allapat, 2005, 81) Dalam hal ini Gandhi berpendapat bahwa Self-Interest tersebut kemudian hanya mengarah pada mementingkan diri sendiri dan cenderung individualistik. Hal tersebut tentu bertentangan dengan keyakinan Gandhi bahwa suatu sistem ekonomi seharusnya berpusat pada kepentingan dan kesejahteraan bersama. 

Baca Juga :   Bapak Republik dan Partai Republik Indonesia

Lahirnya konsep ekonomi Mahatma Gandhi

Lahirnya konsep ekonomi Mahatma Gandhi bermula ketika ia mengawali peruntungannya di Afrika Selatan sebagai pengacara. Ketika itu Afrika Selatan merupakan wilayah koloni jajahan Inggris. Selama ia menetap di sana, Gandhi menyadari bahwa ada sekat yang memisahkan antara golongan Eropa dan non-Eropa. 

Di dalam kegiatan perekonomian para pekerja India di Afrika diperlakukan dengan tidak adil, pemungutan pajak tinggi, dan terikat kontrak kerja. Selain itu hak mereka sebagai pekerja di Afrika juga diabaikan, dengan banyak undang-undang diskriminatif yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris. Seperti, undang-undang registrasi penduduk, penghapusan hak politik warga India, dll. Hal tersebut menyadarkan Gandhi bahwa sistem ekonomi yang diterapkan oleh kolonial Inggris sangat sentralistik yang hampir setiap aspek dikelola dan dikendalikan oleh pemerintah tanpa mengedepankan kesejahteraan pekerja. Para pekerja India hanya dianggap sebagai alat produksi dan diperlakukan tidak adil. 

Setelah lama menetap di Afrika dan kembali ke India, Gandhi juga mendapati bahwa undang-undang diskriminatif yang diberlakukan pemerintah kolonial Inggris di India begitu mencekik bangsa India. Inggris berkuasa melalui administrator kolonial yang tidak pernah bersedia menerima bahwa orang-orang India juga sebanding dengan mereka atau melalui para bangsawan yang menjadi boneka-bonekanya. Kekayaan India sebagian besar mengalir ke kantong Inggris atau mengalir ke sedikit orang-orang India yang disukai Inggris. Jarak antara si miskin dan si kaya terlihat jelas dan nyata (Prana, 2014, 69)

Selain itu juga banyak diberlakukan undang-undang diskriminatif seperti pajak garam yang sangat menyengsarakan rakyat. Peraturan pajak garam ini diberlakukan di seluruh India, bahkan kepada kaum yang paling miskin. Inggris memonopoli garam dan membuatnya tidak bisa dibuat atau dibeli dari sumber lain. Lebih lanjut juga terjadi ketimpangan sosial di masyarakat yang mana kaum kapital mendominasi dan menindas rakyat miskin. Mulai dari upah rendah bagi para buruh, jam kerja yang terlalu panjang, dll. Hal ini mendorong Gandhi untuk turut serta berjuang melawan ketimpangan tersebut demi terbentuknya tatanan ekonomi yang ideal dan terbebas dari kesenjangan sosial serta monopoli golongan kapital yang terjadi di India.

Gandhi sebagai seorang intelektual, juga turut dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran tokoh dari buku yang pernah ia baca. Salah satu sumber yang berpengaruh besar dalam kehidupan Gandhi adalah karya John Ruskin berjudul Unto This last. Karya ini merupakan sebuah buku yang berisi kritik terhadap kapitalisme. Selain itu, ada  buku karya seorang pemikir Kristen Leo Tolstoy yang berjudul The Kingdom of God is within You. Kedua buku ini mampu memberikan kesan mendalam bagi Gandhi, tentang kemandir o pembangkangan sipil (Civil Disobedience). Sebuah esai yang ditulis Henry David Thoreau, adalah karya lain yang menggoreskan kesan berharga dalam diri Gandhi. Esai tentang pembangkangan sipil itu menjadi satu sumber yang kian meneguhkan keyakinan politik, gagasan, dan aksi-aksi Gandhi dalam melawan pemerintah kolonial Inggris yang dianggap tidak berpihak terhadap warga India. 

Tokoh-tokoh beserta karyanya yang telah disebutkan, merupakan tokoh yang berpengaruh besar dalam kehidupan Mahatma Gandhi. Berdasarkan pengaruh tersebut kemudian turut memberikan warna tersendiri dalam konsep ekonomi Mahatma Gandhi.

Poin utama dalam konsep ekonomi Mahatma Gandhi adalah tentang bagaimana menciptakan sebuah tatanan sistem ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan bersama. Praktik-praktik monopoli golongan kapital dan kesenjangan ekonomi yang terjadi di masyarakat India dapat dihindari. Konsep ekonomi tersebut dapat terwujud melalui empat prinsip yaitu:, Ekonomi berbasis kesejahteraan integral, desentralisasi ekonomi, hak kepemilikan pribadi, dan keadilan ekonomi. Semuanya diharapkan mampu menciptakan  terciptanya  sistem ekonomi yang baik. 

Baca Juga :   Sujatin Kartowijono : Perempuan Dibalik Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) 1928-1938

Gandhi merupakan sosok anak zaman yang mampu membawa perubahan yang besar bagi kehidupan banyak orang. Pemikiran-pemikirannya, terutama tentang rasa dan nilai kemanusiaan adalah pemikiran yang multi-dimentional, yang mampu diimplementasikan ke dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ke dalam ruang lingkup ekonomi. 

Daftar Pustaka

Allapat, F. (2005). Mahatma Gandhi : prinsip hidup, pemikiran, dan konsep ekonomi. Nusamedia.

Prana, W. (2014). Manusia Bijak dari Timur. Garasi.

Wicaksana, A. W. (2019). Mahatma Gandhi : Inspirasi Tentang Perjuangan Hidup yang Penuh Kejujuran dan Kesederhanaan. C-Klik Media.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Related Posts