Vichy France; Boneka Nazi di Tanah Perancis

Ketika Perang Dunia II meletus di tanah Eropa, salah satu wilayah yang menjadi target utama Nazi untuk dikuasai adalah Perancis. Nazi berhasil menguasai negara tersebut dengan cepat ketika Perdana Menteri Perancis, Philippe Petain, setuju untuk menandatangani genjatan senjata antara Jerman dan Perancis. Perjanjian tersebut mengakibatkan wilayah perancis terbagi menjadi dua. Wilayah utara yang secara penuh dikuasai oleh Jerman dan wilayah selatan dikuasai oleh pemerintah Perancis dibawah pimpinan Petain. Namun, pemerintahan ini hanya dianggap sebagai boneka yang dikontrol oleh NAZI. Lantas, bagaimana upaya NAZI dalam mengendalikan bonekanya ini? 

Oleh : Muhammad Dicky Syaifudin

Vichy France berdiri sebagai hasil dari penandatangan Franco-German Armistisce pada 22 Juni 1940. Nama Vichy sendiri diambil dari kota Vichy yang dijadikan sebagai ibu kota negara ini. Pendirian negara ini tidak lepas dari peran Pierre Laval. Berkat kampanye yang diadakannya, pada tanggal 10 Juli 1940 Philippe Petain terpilih sebagai perdana menteri untuk memimpin negara pecahan ini. Petain menang dengan 357 dari 414 deputi serta 212 dari 303 senator menyetujui keputusan ini. 

Kemenangan ini kemudian ditandai dengan diciptakannya Constitutional Acts of 11 and 12 July 1940. Peraturan ini memberikan kuasa eksekutif, législatif dan yudikatif serta jabatan chef de l’État français kepada Petain serta memberikan Petain kekuasaan untuk menunjuk penerusnya. Pada tanggal 12 Juli 1940, Petain menugaskan Laval sebagai premier serta menjadi penerusnya. Petain juga mengganti semboyan negara, dari Liberte, Egalite, Fraternite (kebebasan, kesetaraan, persaudaraan) menjadi Travail, Famillie, Patrie (kerja, keluarga, tanah air). Kekuasaan mutlak yang dipegang Petain menandakan berakhirnya rezim Third Republic di Perancis. 

Bendera negara Vichy France ( Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e5/Flag_map_of_Vichy_France.png  )

Pada bulan yang sama, Petain memerintahkan pembentukan komisi khusus yang bertugas untuk menilai orang-orang non Perancis yang dinaturalisasi sejak tahun 1927. Antara Juli 1940 hingga Agustus 1944, sebanyak 15.000 orang yang mayoritasnya Yahudi mendapat denaturalisasi. Petain juga memerintahkan penggunaan kamp pengasingan untuk digunakan sebagai tempat transit bagi orang-orang undesirables yang kemudian dikirim ke Jerman untuk dilenyapkan. Penerapan kebijakan ini merupakan salah satu upaya Vichy France untuk membantu Nazi dalam upaya mereka melenyapkan orang-orang yang dianggap tidak diinginkan. Orang-orang ini meliputi Yahudi, Meteques (imigran dari negara-negara mediterania), Freemason, komunis, Romani, homoseksual dan aktivis yang dianggap beraliran kiri. 

Pamflet yang berisi perintah agar orang Yahudi melapor ketika mengganti alamat. (Sumber: Sweets, John. F. 1994. CHOICES IN VICHY FRANCE: The French under Nazi Occupation. Oxford: Oxford University Press. Hal. 121. )

Pada bulan Desember 1940, Laval diturunkan dari jabatannya sebagai wakil presiden. Posisi kosong ini kemudian diisi oleh Pierre-Etienne Flandin. Namun, Flandin hanya mengisi jabatan ini selama dua bulan. Pada bulan Februari 1941, Flandin turun dari posisinya dan digantikan oleh Francois Darlan. Selama pemerintahannya, Darlan memperkuat hubungan Vichy dengan Nazi yang berkuasa di Francis. Hal ini ditunjukkan dengan diberikannya pangkalan angkatan, laut Perancis yang berada di Bizerte dan Dakar, pangkalan udara di Aleppo serta amunisi dan kendaraan di Tunisia. Rezim ini juga menerapkan attentisme (menunggu dan melihat situasi) dalam memutuskan untuk kooperatif dengan Nazibatau tidak.

Hal ini membuat Nazi kesal dengan Vichy France pimpinan Darlan karena tidak mau membantu Nazi secara penuh. Alasan inilah yang membuat Nazi menurunkan Darlan dari jabatannya pada tanggal 18 April 1942. Nazi kemudian mengembalikan Laval ke jabatan yang sebelumnya ditinggalkannya. Hal ini karena Laval menjanjikan rezim kepemimpinannya akan lebih kooperatif dan membantu Nazi secara penuh. 

Baca Juga :   Konflik Israel-Palestina; 90% Dari 100 Spesies Hewan Mati Di Gaza

      Namun kondisi Nazi di Perang Dunia II sedang ditekan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat mengubah nasib Vichy France. Pada 10 November 1942, Hitler menerapkan operasi Case Anton, yakni perintah untuk menginvansi seluruh wilayah Vichy France. Operasi ini dipimpin oleh Johannes Blaskowitz. Invasi ini berlangsung hingga 27 November 1942 ketika seluruh wilayah Vichy France berhasil dikuasai dan mengakibatkan berakhirnya Vichy France sebagai negara yang independen. Dalam jangka waktu tersebut Vichy France masih berhasil untuk menenggelamkan kapal perang yang dimilikinya yang berada di pangkalan laut Toulon. Hal ini dilakukan agar kapal perang tersebut tidak dapat digunakan Nazi. Selama dikuasai  dikuasai oleh Nazi, Vichy France sepenuhnya dijadikan sebagai alat untuk memerintah wilayah Perancis. Kecerdikan yang dimiliki oleh Laval serta masih adanya cult of personality terhadap Petain membuat banyak masyarakat Perancis yang masih percaya dengan Vichy France

     Namun, perlawanan terhadap Vichy France juga semakin bertambah. Perlawanan ini didominasi oleh anak muda yang melarikan diri untuk menghindari kerja paksa yang diterapkan oleh Nazi. Para pemuda yang kabur ini kemudian tinggal di pedesaan dan melakukan perlawanannya disana. Inggris ikut membantu upaya ini dengan cara menjatuhkan kebutuhan pokok dari pesawat perang yang beterbangan di wilayah Perancis serta mengganggu lini komunikasi dan transportasi tentara Nazi

     Enam bulan sebelum D-Day, para pemberontak ini mulai melakukan perlawanan secara terbuka terhadap Nazi. Untuk melawan pemberontak ini Nazi mengandalkan Gestapo (Polisi Rahasia) yang dibantu oleh milisi yang berasal Vichy France. Perlawanan berakhir ketika Paris berhasil direbut kembali pada 26 Agustus 1944. Hal ini juga menandakan berakhirnya rezim Vichy di wilayah Perancis. Pemimpinnnya, Philippe Petain, diculik oleh Nazi ke Jerman, tetapi kembali ke Perancis setelah perang berakhir untuk dihukum. Pada awalnya, Petain diberi hukuman mati tetapi hukuman dikurangi menjadi penjara seumur hidup oleh pemimpin Perancis pasca perang, Charles de Gaulle. Petain meninggal di penjaranya pada 1951.    

Daftar Sumber

Diamond, Hanna dan Simon Kitson. 2005. Vichy, Resistance, Liberation: New Perspectives on Wartime France. Oxford: Berg.

Neiberg, Michael. S. 2001. WHEN FRANCE FELL: The Vichy Crisis And The Fate Of The Anglo-American Alliance. London: Harvard University Press. 

Paxton, Robert. O. 1972. Vichy France: Old Guard and New Order, 1940-1944. New York: Alfred A Knopt.Inc.

Sweets, John. F. 1994. CHOICES IN VICHY FRANCE: The French under Nazi Occupation. Oxford: Oxford University Press.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts